Dunia Harus Tahu: Dirgahayu Indonesiaku ke-71

Aku tak menyangka, kita sebagai warga negara Indonesia telah 71,tahun mengenal kata 'merdeka'
Tahun kemarin pun sama
70 tahun merdeka
Aku tak heran perayaannya akan sama
Tapi sekali setahun bukan hal yang biasa di negara kita
Sebab ini kita, merdeka

---kemudian kuingat tentang nasib lomba pbb antar kelas di SMA, buat apa??---
Pbb (peraturan baris-berbaris) dua tahun terakhirku di sekolah atas agaknya menjadi wajib dilkulan tiap tahun. Adakah hubungan kausalitasnya? Ya, ada. Kalau aku tak salah, pelatih kami sebelum unjuk gigi di hadapan juri ialah orang-orang Koramil Puri, yang menjalin kerja sama dengan sekolah untuk pengentasan peserta didik yang tak disiplin. Tiap seminggu sekali sepasukan berseragam tentara lengkap membariskan kami, diberi aba-aba, diberi tahu aturan yang benar, hingga kami sebenarnya merasa lelah. Meski sebulan, tapi rasa capeknya bagai berbulan-bulan. Mungkin ini efek dari kami yang tidak begitu ikhlas ber-pbb ria, tapi suka waktu pbb ini jadi jam pelajaran berkurang. Ckck moral macam apa yang masih memikirkan hal-hal tak berguna dan tak visioner ini? Ya itu aku dan mungkin sebagian dari temanku (dulu). Setelah kepelatihan, kami beregu beranggotakan 15 orang dan hanya menyisakan 5 orang untuk suporter berusaha berlatih mandiri dimanapun dengan tempat luas dan tanpa halangan. Jangan dipikir kepanasan adalah halangan bagi kami tidak sama sekali, bahkan hujan pun kami tetap akan latihan sebab jadwal pertemun kami hanya akan terjadi di sekolah saat semua kegiatan individu usai. Ada kendala lain yabg harus kami hadapi ialah rebutan tempat dengan kelas lain yang inhin menang seperti kami dalam lomba pbb nanti. Persaingan ini terwujud kalau tidak salah, karena hadiah yang diberikn cukup besar sehingga usaha yang dilakukan pun begitu besar. Kami, squad persatuan seringkali memang lebih baik menghindari temn dari kelas lain untuk berlatih, jika tidak takut kami diketahui yel-yel dan gerakan kami yang belum baik terpenuhi. Memng sebagian dari kami dulu mengikuti ekskul paskib dan pramuka namun,gerakan pbb di militer beda aturan dengan 2 ekskul tersebut.
Pada hari lomba, kami sepakat memakai kemeja warna biru dongker yang kami punya seragam satu kelas dengan semua cewek memakai kerudung warna biru tua dengan bawahan rok abu-abu pendek, dan kaos kaki yang panjangnya sampai kutut. Tak lupa sepatu vantofel merupakan andalan agar suara kaki kita saat berjalan terdengar berirama. Kami dengan sangat hati-hati melakukan setiap kata dari komandan pleton kami. Setelahnya, kami berpikir untuk hanya pasrah karena telah melakukan yang terbaik. Harapan masih tetap ada do benak kami. Namun segala segala kebersamaan dan berbagi ialah tujuan kami yang sebenarnya dalam lomba pbb ini. Kami tahu, kelas kami untu lonba seperti pbb tak akan bisa menang dan diandalkan yang ada kami senang karena seeing bertemu dan refleksi diri saat latihan.
Pengumumannya tak sangat mengejutkan, karena kami tak bawa apa-apa untuk membuat bangga wali kelas. Begitu beliau tahu arti kerja keras dan kebersamaan kami, paling tidak beliau senang melihat anaknya berkumpul, rukun, dan saling mengerti. Ya, kelas kami sebenarnya sering ditempa emosi berlebih.
---berakhir di sini---

Melihat antusias masyarakat bergotong royong menjadikan estetis kampung-kampung mereka, mengingatkanku pada lomba pbb antar kelas. Usaha bersama akan lebih indah dalam mewujudkan impian besar sebagai warga negara Indonesia. Oleh karenanya, dalam rangka nasionalisasi, pempikiran dan kesadaran akan milik dan tanggung jawab bersama sebagai WNI merupakan kunci menggapainya.

Tengah malam tadi aku telah membayangkan akan ada banyak postingan tentang kemerdekaan Indonesia yang ke-71
Bukan sedikit
Hampir tiap kali kutengok nada serupa mengatakan selamat bermunculan di berandaku
Hal-hal positif seperti ini saja(kah) yang bakal jadi gambaran Indonesia di masa depan?
Ataukah sebaliknya yang buru-buru kutampik dengan tangan kiri
Orang Indonesia terlahir heboh
Inginnya terlihat manis
Tapi kalah dengan yang ekais
Kemudian menggunakannya persis
Pada peringatan ke 50 mungkin irama yang sama sampai sekarang juga teedengar di telinga yang jarang menggubris
Orang Indonesia memberi salam akan kemenangan  pahlawannya
Sedang berusaha pergi dari urusan korupsi saja belum bisa
Watak dan moral yang dibangun 'tuk mengisi harta nantinya
Pada ulang tahun kali ini untuk Indonesia
Mumpung masih belum jadi bubur mesti digarap dengan teratur
Kuucapkan semoga
Di tahun ini Indonesia bukan milik pejabat saja
Terlebih artis dan kriminal yang tiada henti dihujat dan disidang
Damai menyertai langkahmu di jejaki setiap waktu
Berhenti hanya mengkritisi
Ayo sadar diri!

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��