Without You

Ada yang aneh setelah aku membaca kata-kata yang terlontar dari mulutmu. Bahkan gerak bibirmu sebenarnya tiada sama sekali mengikuti isyarat hatimu. Bagaimana aku tahu? Karena dari dulu aku mempelajari ini dan kujadikan sebagai ilmu pembantu untuk mematikan bagian syarafku yang masih bisa merasakan nafasmu tak mengeluarkan partikel-partikel kebenaran di setiap keluh, desah, tangis, bahkan tawamu. Lalu aku harus bagaimana? Haruskah aku merasa nyaman saja di zona ini? Ataukah seharusnya kamu membeli kaca yang luar biasa hebat yang dapat merefleksikan gelembung-gelembung kebohongan yang selalu kau lantunkan? Aku lebih suka tanpamu yang sering melakukan kekerasan tak langsung padaku dan pada orang di sekitarmu, ialah mereka yang pula merasa kau mendapat gangguan jiwa dibatas pemikiran normal mereka dan daku. Tak ayal pula, tanpamu mungkin drama ini akan berakhir. Meski harus berakhir bahagia pada kami, mungkin kamu tak akan kenapa-kenapa sebab aku tahu kau sekeras batu. Seperti ingin mengumpat rasanya, seperti ingin mengajukan gugatan rasanya. Atas jasa yang selalu kau kirim tanpa kami minta, sudah! tolong kamu sudahi saja. Akan lebih baik kau bicara baik, implementasi baik, meski ada celah biarkan sedikit saja. Karena tanpamu pula tiada kejutan yang tak dapat kami terima. Gomawo, mianhae 🙏

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��