Kumpulan Puisi: Sejak Aku Menjadi Penyebab Konflik

Menyambut Kehadirannya

Menutupi segala kegiatan tak berdosa yang dianggap dosa
Ketika menyudahinya
Perlahan penuh kepastian
Angin cerminan kabar
Menghembus meniup tirai kehidupan subuh itu
Sebelum pagi
Sebelum fajar mulai turun
Setelah aku sadar sosok (yang) lain
Menyambut hangat senyum penuh arti

Juni 2015



Imsak!

Hanya karena punya rasa adil tak seharusnya kau mengadili
Apa daya bukan hal yang kumau untuk menangisi
Begini. . .
Aku tak sedikitpun larut dalam rasa sedih bahkan benci
Aku masih mencintai sampai kehadiran yang lain benar-benar membuat layak untuk dipahami

Juni 2015



Begini Lagi

Aku tahu akan kehilangan lagi
Sama, tak jauh beda
Ini bukan masalah bagaimana aku harus menahannya agar tidak sampai hilang
Ada hak buat kita
Hanya untuk berteriak ‘tidak’ di hadapn khalayak
Dododododo
Sia-sia saja teriakan itu
Apalagi sampai menyakiti tenggorokan yang sebelumnya terdapat larangan hanya jika luka sedikit
Bobobobo
Lukanya terlalu parah untuk menjadikannya tak menghilang
Luka yang sia-sia bersamaan dengan luka hati yang dipenuhi petasan berjuta warna
Sudah tak karuan


Mei 2015


Karya ini ku dedikasikan untuk seseorang yang membuatku terjatuh dan tak tertolong (hahaha). Pertama-tama aku meminta maaf dengan sungguh-sungguh bahwasannya aku memang terlalu egois denganmu, tak memberitahumu bahwa aku ini terlalu menggunakan kasihku padamu hingga aku yang melukai diri sendiri dan mungkin melukaimu. Kedua, aku berterima kasih kau telah membuat kenangan denganku yang meski aku tahu kita hanya memutuskan 'status' yang mana tidak berarti memutuskan silaturahmi di antara kita. Terima kasih lagi untukmu yang mengajarkanku untuk selalu ikhlas menghadapi sesuatu. Ada pesan untukmu yang belum tersampaikan lewat mulutku ini, "Kamu belum mengambil buah tangan dariku, dan waktu itu aku lupa untuk memberikannya padamu" dan akan lebih baik kalau kau selalu tersenyum untuk dirimu sendiri kemudian hiburlah orang lain dengan senyummu itu. Terakhir mungkin menjadi kebiasaan waktu dulu adalah aku akan mengucapkannya hanya lewat tulisan ini 'Ti Amo' yang pernah kau kirim ke aku namun aku tak pernah membalasnya dengan bahasa yang sama. Kata tersebut pertanda aku mencintaimu menghargaimu sama untuk setiap orang yang mengenalku. Seperti air yang mengalir mengikuti alirannya, hal yang tak mudah dilakukan bukan? Gomawo, Mianhae, Saranghae   

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��