Dunia Harus Tahu: Putaran Pertama Mojokertoensis
Mojokerto kotaku, kota kebanggaanku
Makin lama wajah kotaku makin ayu
Kali Brantas menambah keindahan kotaku
Pusat penghidupan bagi seluruh wargamu
Adalah penggalan lirik dari lagu kota Mojokerto, yang
mungkin bagi sebagian besar anak mudanya kurang terkenal daripada lagu Bruno
Mars atau dangdut setara Via Vallen. Atau lebih dari itu adalah tidak dikenang
sama sekali.
Diakui atau tidak, ya saya sih mengakui hehehe Mojokerto,
tidak membedakan kabupaten atau kota yah keduanya sama-sama berbenah, tahapnya
kalau dilihat pada pertengahan tahun ini Mojokerto sedang membenahi fasilitas
hiburan masyarakatnya. Setelah selesai pada awal tahun ini untuk proyek
pembangunan jalannya, terutama ke daerah puncak Pacet dan Trawas, tempat
rekreasi sepertinya menjamur di daerah yang dilewati jalan yang kata orang enak
dilewati.
Sudah jalan-jalan ke daerah Benpas? Apa yang sedang menjadi
ramai di sana? Hanya sekumpulan orang yang mengerjakan bangunan. Yang katanya
adalah bangunan mall yang mungkin menjadi mall yang nantinya terbesar di
Mojokerto, di kota Mojokerto khususnya.
Bangunan-bangunan berinterior apik, dengan wifi, dan
beberapa menu makanan juga telah menjamur di tempatku di lahirkan ini. Sudah
tak perlu ditanya lagi untuk apa tempat semacam itu sekarang eksis. Ya modal
numpang eksis, biar dicap anak hits.
Ada kurangnya, kemana kebesaran Mojopahit pergi dari
Mojokerto terutama pada anak mudanya? Tanpa bermaksud menyalahkan banyak orang,
aku menyalahkan diriku sendiri tentang sikap egoisku tak peduli tentang hal
seperti sekarang ini. Sadar atau tidak, semacam candu pada gadget dan aksesoris
lain yang menyamai sedang menjamur. Keperluan untuk berkomunikasi jadi ajang
pamer juga. Aku sendiri juga akan mengaku kepada kalian, terkadang aku ingin
memposting sesuatu yang kiranya nanti biar ngefeknya aku lebih dulu melakukan
daripada kalian. Tapi kelanjutannya adalah aku menyesal telah melakukan hal
yang tak berguna. Malesin. Kecanggihan alat komunikasi dibuntuti dengan masalah
yang harus segera diatasi untuk mengatasi rasa kangen dan tidak memutus tali
silaturahmi membuat anak muda yang masih “cari-cari apa arti” ikut-ikutan gak
jelas kesana kemari. Sudah maunya diakhiri, tapi menjadi dilema tersendiri.
Arek Mojokerto plus siapa saja, jangan lupa kita juga masih
punya tari mayang rontek sebagai tarian khas Mojokerto, punya beberapa candi di
Trowulan, situs pemandian di Trawas, dan tanah yang kita tapaki sekarang adalah
tanah dimana kerajaaan Mojopahit sempat eksis dengan patihnya yang terkenal
Patih Gajah Mada. (tiba-tiba keinget patung gajah mada depan sekolah J)
Hubungannya hanya beberapa mungkin yang mengena pada kalian.
Tentang suatu hal mengenai budaya yang sempat beberapa tahun jadi booming. Harus
kita apakan tentangnya? Coba cari tahu apa yang terjadi di masa lalu. Karena
masa lalu bagian dari masa depan (Yuli’s quote :D oh no terngiang-ngiang deh). Dan
karena masa depan bukan ditentukan dari masa sekarang saja. Arek Mojokerto
sudah terlalu pandai untuk membaca hanya mungkin, kita kurang dalam
mempraktikkan, atau tindakan yang kita lakukan kurang tepat.
Tak usah ragu sih kalau melakukan perubahan yang positif
buat Mojokerto, lakuin aja. Ikut melakukan pembangunan (ehm bukan fisik
bangunan loh ya) Mojokerto setidaknya dengan cara simpel, membuang sampah pada
tempat yang benar contohnya. Ya supaya gak jauh-jauh amatlah, coba tengok
sungai di jembatan gedang kluthuk wow bangetlah di sana itu. Pemandangan yang
bahkan jauh dari patut ketika SMAN 1 Puri tempat dimana aku menempuh 3 tahun
masa putih abu-abu adalah sekolah adiwiyata. Apa hubungannya? Warga sekolah
yang paham akan gaya hidup bersih dan sehat harusnya mampu menggaet masyarakat
gedang kluthuk yang notabenenya masih dalam lingkup sekolah untuk melakukan
gaya hidup bersih dan sehat. Wee kok ngglambyar,… (gara-gara contoh simpel sih
hehe)
Untuk Mojokerto yang lebih mempercantik diri, kutitipkan
keindahanmu lagi ketika aku jauh darimu kepada pemudamu yang masih sempat
mengunjungimu dan masih tinggal dalam dekapmu. Sementara ini aku belum bisa
berbuat banyak untukmu, karena yang aku tahu aku lebih banyak salah untuk
kemajuanmu.
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu