Refleksi: Kalian

                Ternyata sudah berjalan satu semester aku hidup tanpa gelak tawa, tangis haru dari kalian tiap 6 hari sekali dalam seminggu saat-saat seperti dulu. Ya, aku mulai tahu apa yang kujalani tanpa kalian lagi, aku juga mulai berani mengambil langkah sendiri. Sepakat! Sendu tapi menyiksaku.
                Maaf sepertinya belum terucap dari mulutku secara langsung. Aku belum bisa (lagi) menatap kalian bersama. Apa aku makhluk jahat di mata kalian atas ketidakhadiranku dalam pesta perayaan? Apakah aku salah di mata kalian saat aku tidak dapat mengimbangi apa yang kalian bagi?
                Apakah kita sudah terlalu jauh teman? Apakah aku tak lagi mengerti kalian? Aku bahkan beruaha yang terbaik mencari tahu apa pemecahan masalah kalian, meskipun aku tak tahu itu akan benar-benar menjadi cara terbaik atau malah menjadi solusi yang keruh.
               Untuk kalian yang bahkan tak merasakan kehampaan di hatiku, aku tetap menjaga jika aku pernah mengenal kalian. Untuk kalian yang sama merasakan kehampaan di hati semoga akan tetap terkenang kehampaan ini.

                Sesungguhnya apa yang aku takutkan benar-benar terjadi----- 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��