Catatan dari Teman: Mengawali Pertemuan
Permulaan
yang Sesaat Diakhiri
Bahkan hari ini akan lebih
cerah dengan kehadiran kalian semua. Sabtu, 4 Oktober 2014. Sehari sebelum gema
takbir Idul Adha dikumandangkan (versi pemerintah).
1.
Siapa yang akan tahu orang akan berubah
kecuali mereka yang berada di sana tinggal bersama tiap hari bertatap muka,
tiap hari memperhatikan termasuk tiap hari harus memutar otak akan melakukan
apa dengannya hari ini?. (Alisah-Zannah, Lenny-Yuli, Rafika-Miggi-Isnainy,
Brenda-Lenny-Nency)
2.
Seharusnya bertindaklah seperti gula yang
larut dalam air. Mudah adaptasi tak saling acuh tak acuh, tak buang muka, dan
pada saat gula hanya mengendap di bawah mulailah mengaduknya. Mencampur menjadi
rata. Artinya, jika salah satu terjatuh harusnya kita ikut membantu, apalagi
itu demi kebaikan bersama. Bercampur artinya bukan ikut mencampuri urusan. Itu
hanya perumpamaan bagaimana sedih dan bahagia itu akan ada dan datang di saat
bersama, yang akan lebih baik jika dipandang dan dinikmati bersama. Bukankah
itu hidup bersama? (Dalam pemahamanku terhadap mereka yang berteman namun membuat
pertemanan itu sulit. Termasuk kalian yang hidup di kos Sagan V/ CT 55 dan
tetangganya, (Trias-Sarah, Malang-Surabaya))
3.
Sosialita? Masalah manusia dan sekularitas.
Ups kali ini mungkin berlebihan. Tahulah, kalian jadi beda entah mengapa. Ah,
mungkin hanya anggapan tentang sosialita. (Dita, Peng, Wahyu, Amel, Rafika)
4.
Sebenarnya bukan sosialita. Mereka hanya ingin
mempertontonkan “ ini lo kita yang tetap kompak” Dan semoga kalian abadi,
teman. (Dita, Peng, Wahyu, Amel, Rafika)
5.
Di sisi lain aku gak menganggapnya bohong,
tapi di sisi lain aku menganggapnya bohong. Ingin sih bertemu dengannya
langsung bertatap muka. Say Hallo! Dan mendengarkan ceritanya. (Mbak Sri –
orang yang sering buatku berpikir untuk mengulang dan memperbaiki)
6.
Pelukan. Detik penenang dalam jiwa. Buah
tangan tanda aku peduli, tanda aku sayang tentang ini. Sahabat dalam Arti Masa
Lalu Sekarang dan Masa Depan. (All Member of Traeume-6 orang Panglima)
7.
Seseorang menghilang begitu saja dari
hadapanku. Pergi jauh tanpa pamit, lupa bahwa “pawang” dalam hidupnya yang dulu
ialah aku. Sedikit menyesal, mengapa tak ia tinggalkan barang setitik rekaman
apa yang kau buat hari ini? (Dian)
8.
Kita akan selalu larut dalam pembicaraan yang
tak penting bagi orang lain, namun bernilai intan di mata kita (Exo- L)
9.
Ewww mager? Iya kali. Nah aku ingin buang itu
pada kalian. Aku saja buktikan kenapa kalian tidak? Ah aku bertindak egois.
Tapi…. Bukankah memang semua orang egois pada spesialisasinya masing-masing? (Buat
teman yang merasa tak pedulikan teman yang selalu persuasi melakukan kegiatan.
Move on rek wis “gedhe”)
10. Aku bertemu dengan orang-orang lama berwajah
baru. Mereka yang sering kali dulu sembunyikan kebahagiaan dalam dirinya,
lihat! Mereka sekarang lebih suka pada kebahagiaan. (teman-teman 14 Castle yang
datang hari ini, dengan tujuan sama, dengan langkah berbeda)
11. Saat
dimana merasakan minoritas lagi adalah saat dimana aku merasa jadi orang yang
paling diperhatikan. Entah sama atau berbeda ini juga salah satu keegoisanku (Träume-Antro
14-KMM)
12. Oh inikah
yang namanya memperbaiki keadaan? Aku tak tahu tentang saat-saat terbaik
seseorang. Tapi kini aku merasakan kelegaan itu datang. Sssst…… tapi kenapa
baru di saat-saat ini? Kenapa tidak dulu saja? Ahhhhhhhhhh aku sadar, bahwa aku
yang dulu ialah manusia yang terlalu takut untuk memulainya. (Affan)
13. Seiring
waktu berlalu seiring bergantinya musim kering ke musim penghujan, hidup yang
penuh teka-teki ini masih saja belum terpecahkan. Tidak semua, sebagian sudah
namun perlu perbaikan. Semoga saja aku akan cepat paham melalui kejadian-kejadian
yang terjadi saat migrasi dan globalisasi ini. (To all of people who I love)
14. Sayangnya,
aku kurang tertawa hari ini, mungkin karena sudah terbalaskan kemarin? Ah
entahlah (untuk orang yang biasa menghiburku)
Dan
kupercaya bahwa hidup tak semudah membalikkan telapak tangan. Namun pada suatu
saat memang kita dipermudahkan yang secara tidak sadar bahwa itu merujuk pada
arti cobaan. Aku juga percaya tangisan menghapus segalanya, resah dan gundah
gulana. Namun air mata pula yang mengkristalkan kebahagiaan kita yang merujuk
pada arti tulus. Terima kasih untuk yang senyum hari ini, terima kasih untuk
kehadiran kalian yang emmm……. Buatku jadi tahu apa yang kuperjuangkan jauh dari
perantauan. Semoga kita tak pernah kehilangan kata-kata jika bertemu. Semoga
kita tak kehilangan pandangan mata di perjumpaan berikutnya. Semoga aku menjadi
orang yang selalu ada untuk kalian J
Selamat, kalian masuk dalam kehidupanku yang absurd, beruban, dan tampak tak
dipelihara.
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu