Bahasa: Minoritas Berkualitas (4-1)

Kita tak Hanya Bahagia
(Part 4: Hari yang Tersisa)

Bahkan kita diharuskan untuk move on dari segala hal yang tak ada hubungannya.
Iya, tapi ini beda. Kita yang merasakannya bukan kalian.
1 bulan setelah meninggalnya Elisa
Ada yang sepi, ya kelas kami. Ada yang luka, ya suasana hati kami. Sedikit demi sedikit, perlahan tapi pasti kita mulai merasakan kehilangan. Dengan perlahan pula kita mencoba kembali ke sedia kala, dimana rona wajah kami saat itu tampak bersinar bahagia. Masalah lain, yang paling aku ingat setelah kejadian itu adalah semakin menumpuknya tugas untuk semester 4. (pelajar ya gitu kaleee) Dan semakin ke arah ulangan semester, kita semakin sering dikelompokkan untuk melaksanakan tugas kelompok.
Yang paling sering adalah mapel English (mom Evin), sama sastra Indonesia  (bu Aliyatul). Asyik, saat itu kalau menjelang pelajaran beliau. Ya, selalu ditunggu. Karena, teman-teman juga selalu membawa presentasi asyik dengan permainan (berhadiah) disetiap mereka tampil. Bu Anis selaku guru bahasa Indonesia malah mengharuskan kita pandai berbicara. jadi kita praktik deh baca berita :)

(Ini setelah praktik baca berita di Balai Kambang sekolah)

100 hari meninggalnya Elisa
“ Eh, nanti ke Elisa lo ya.” Ya, kalimat seperti ini selalu menahan hati untuk tidak pulang lebih dulu. Hanya dengan mengunjungi makam dan ke orang tua Elisa kita menjalin silaturahmi. Meskipun tidak terlalu sering, kita akan tetap ingat dengannya, dengan orang tua yang ditinggalkan Elisa juga. Yang paling kita ingat mungkin adalah “ Nak, ndang lulus rabi ambek angkatan kabeh. Ambek polisi.” Itu doa Ibu Elisa yang hanya kita senyum-senyumin saat kita meminta izin untuk melaksanakan Ujian Nasional.
Tradisi kelas kami adalah mengisi kotak amal yang kita buat sendiri dari kardus. Yeah, kita memberikan uang hasil pengumpulan itu kepada ibu kepala sekolah agar digunakan untuk tambahan biaya bangunan yang baru (gedung bahasa). Sebenarnya kita juga kena teguran gara-gara . . . . . ah adalah itu :D jadi kita menebus dosa dengan menggunakan uang hasil kita sendiri itu.
Weew, ada hal lucu tapi mungkin menyakitkan bagi seseorang. Cerita ini akan saya skip~~~~~~~~~
Jika ingin tahu cerita yang ini, ini hanya tentang tukar kado yang isinya aneh-aneh :D
2 Minggu menjelang UKK
Semua kelas 11 yang mengambil seni musik melakukan persiapan untuk show pada hari yang ditentukan. Sama, Bahasa tak mau ketinggalan. Oh, ya yang ini belum sempat kuceritakan. Dulunya kukira cowok bahasa di kelasku gak ada yang bisa main alat musik, eh ternyata Wahyu daebak! Hampir bisa semua alat musik. Gak heran juga sih di rumahnya aja alat musiknya lengkap. Jadi untuk penampilan kami yang akan dilaksanakan setelah UKK kami menampilkan lagu buatan kami yang berjudul “ Tuk Dikenang Tak untuk Dilupakan” (lagu persembahan kami untuk almh. Elisa Pratiwi) dan cover lagu “Nanana atau You are The Music in Me” lagu asli dari Kate und Ben dengan judul “Du bist wie Musik in mir” yang kemudian diversikan Inggris oleh HSM, kemudian yang kami arransemen ulang (penalarane ribet poll)
Untuk lagu pertama kami menampilkan drama kehidupan Elisa hingga meninggal, mengiringi lagu yang dinyanyikan Mbak Sri dan Rafika dengan iringan organ Wahyu, drum Bayu, biola Amel, gitar Morgan, dan bass Zannah (kalau dipikir-pikir lebih gede bassnya daripada Zannah :D) . Di lagu kedua kami menampilkan iringan musik dengan gerakan menari yang tak sulit-sulit amat J tidak semua dari kita (kecuali yang menyanyi dan mengiringi musik) ikut berdansa di lagu kedua (di lagu pertama juga sih) Nency, dan Endah mereka punya tugas lighting dan pubdekdok. Untuk lagu pertama aku juga gak ikut peran sih (aku cuma jadi pengarah).
US kelas 12 tahun ajaran 2012-2013
Kita akhirnya ke Jogja!!!! (meski ini bukan pertama kali nuat aku sih) yeyeyeey Elisa pasti seneng banget kalau ikut. Kan dia dulu pengen banget ke sana. Apalagi waktu kita ke UGM dia kan juga ingin jadi mahasiswa di sana wahhh dia pasti bakal seneng, tapi sekali lagi. yaaaa :( Kita study tour selama 4 hari 3 malam di Jogja. Awalnya sih, ada perdebatan untuk ke Bandung atau ke Jogja waktu itu. Sayangnya voting lebih pilih Jogja.

1st destination Kampung Ulu Resort

Gunung ya? :D

Borobudur :)

Shantica, Sri, Rafika, Lenny, Miggy, Nezy (temen kelas IPS numpang eksis :D), Alisah, Isnainy, Brenda
(El, kita ke UGM)

Parangtritis 
(Ulil, Nency, Brenda, Dita, Zannah)

tbc~~~~~~~~~~~~~

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��