Mendung dan Tiada Bebas Berkunjung
Tawa-tawa seram sesak terhimpit di antara dada
Luka-luka sedang ditaburi garam
Ketakutanku penuh makna
Dalam
Suram surau tanpa pengunjung
Buatku teduh menyembahNya dalam sekali kunjung
Terhenti, mengunyah jenuh dalam tudung
Menepi, ada yang singgah hingga tak bisa berkunjung
Awan menghitam berarak di atas kepala
Sesegera mungkin diiringi silau-silau mengenyangkan buat merinding
Ada berita buruk! Tapi beritanya tak seratus persen tumbuh - ia hanya mendung yang tak membolehkanku lagi berkunjung
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu