#Aku mulai dariiiii... Rambutku kalau bangun tidur jadi bagus mirip rambut Hong Cha Young di Vincenzo. Entah alasannya rambutku jadi jatuh aja, lemes emang dari dulu ya. Tapi kalau belahan tengah gitu mereka kayaknya yang milih. Hehe.. Kita putar alurnya ya. Ini alur maju-mundur. Jadi harap bersabar.
Tampaknya, aku mulai izin satu per satu. Tampaknya juga bernada tidak setuju. Aku ingin petualangan yang lebih seru, tentu mereka tahu. Aku pengin kejutan yang membuatku sedikit menangis dan banyak senyum mengikhlaskan terjadinya ketidakadilan yang jauh berbentuk. Sayang, mereka bertahan dengan kata "he?" menanyakan kembali poin penting hidup adalah sekarang: saat ini.
Ikhlas itu, gak cuma aku aja kan? Harus bertiga, berempat, bahkan cuma berdua kalau lingkaran yang kamu percaya terbuat, kan?. Pada sebuah iklas, aku berpikir panjang. Batin dan pikiranku menyatakan perang.
Satu ia, berkata aku memiliki banyak peluang. Membuatku gampang jatuh dalam risikonya. Ia juga bilang "meski demikian kamu punya cara kreatif dalam mengisi waktu luang yang menjemukan" pada sebuah sesi yang tak terjadi dalam waktu bersamaan. Setelahnya ia menambahkan "ingat siapa yang kamu pikirkan saat sedang terpuruk?".
Ia-ia yang lain membangun silaturahmi baik sesuai dengan nama yang tertera. Aku sangat menantikan dan tak sabar buat belajar. Semoga niat baik dari ia-ia yang terangkum dalam kami mendapat setuju dari semesta dan Tuhan yang kami percayai.
Lama-lama memang yang hadir bisa dihitung dengan jari. Lama-lama ada batas yang hadir dan buat berhenti. Aku tak yakin.
Kulakan bahan seperti biasa, selca dulu ada kaca.
Kado yang harus dipakai ini. Harus jalan-jalan.
Kampung cokelat dekat rumah yang baru kemarin mecahin rekor MURI
Sempet dulu pernah naik ini. Hehehe
Mau foto produk sebetulnya ke WD
Tes
Not test but failed wkwkwk
Kolam renang anaknya jadi ada embernya
Scrunchies Mbak Giza
Ngajak Atha julid dengan iming-iming ketemu kadal gede yang gak hidup. Hhhhh
Bagus ih, ulatnya.
Perpus Samsat
Ke pasar adalah kehidupan
Bronis ulang tahun buat aku, tambah bingsoo yang ga begitu seger karena manis
Pasar lagi-lagi kehidupan
Ikan yang tutup mulut
Takut tapi sudah tidak ada harapan lagi
Melihat pemandangan orang foto dengan memfoto
Di Kocokin, Kediri. Lanjutan dari pasar yang isinya kehidupan. Kafe adalah pilihan atas hidup-hidup
Nih. Barangkali milih mampir hidup di sini.
Pulang dari Kediri
Atha dan Zinia
Panen seledri yang gemol
Bagus ya toiletnya
Hhhh... For the first time, pehul
Atha dan Ikan
Belum malam
Ada yang tumpah tapi bukan air
Belum usai
Berasa di Bali
Tapi boong
Ke arah tukang pijit
Mampir milih di sini
Pilek juga kebanyakan kaporit
Siang
Main di selokan besar meskipun gak sebesar Selokan Mataram
Pusing cari roll film dan tempat nyucinya
Berkebun dan Minggu Atha
Guyub
Bukan brenjonk, puthuk soeko. Nah gitu.
Berat diapit ustadzah! Berat, main kemana-mana ketemu muridnya 😆 Ciput alamiku astaga... Dah kayak daleman ya. Bisa dibandingkan! Hhh
Julid mas-mas yang baru dateng 😆😠playboi yang sadboi ckckck
Macem 12tahun
Februari ke April tuh 2 bulan ya ternyata. Baru awal April kemarin ketemu lagi, dan bodohnya aku yang juga teledor ini menjatuhkan buku baru yang belum sempat kamu baca habis :')
Mungkin nanti gak ketemu lagi
Gak panas kok, nggak. See u soon ya!
Asyik, akhirnya bisa sharing rumus!!!
Gak ada yang lebih dramatisir dari aku yang selalu datang duluan
Di pergaulan ini, aku paling diam 😂
Aku aplot coveran berisik baru hehehehe... Sorry polusi suara
Nih lagu Gangga yang bisa diinget hanya dengan sekali dengar.
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu