Berkasih: Smile on My Weary
Terima kasih banyak hari ini. Kepada Allah SWT, hujan yang diberinya, dan teman-teman yang selalu punya rencana masing-masing buat menentukan temu.
Tentu saja aku pulang dengan basah kuyup, meski sudah dobel tiga lapis: kaos lengan pendek berkerah, atasan panjang yang bikin gerah, tambah cardigan yang bersaku. Oh ya, tak lupa aku pakai mantol egois yang ada celananya. Jadi ada empat lapis, tapi aku tetap basah kuyup. Sebab aku sedang pulang mengejar awan pekat pemilik hujan.
Aku baru ingat untuk berdoa baik saat hujan di seperempat jarak pulang. Setelah mengantar kewajiban yang entah alasannya di otakku harus dilakukan. Padahal yang bersangkutan tak mengharuskan. Aku jadi sadar, aku kelebihan empati, lagi. Indeed.
Sepanjang perjalanan yang tentu tak mulus-mulus saja karena selain mendung yang rata juga embun yang menutupi segenap kacamataku. Baru sadar juga aku, kaca helm ditutup malah tak membantu. Aku sebetulnya harap-harap cemas. Bagaimana tidak? Semua kegelisahan itu terfokus jadi satu pada kalimat yang tadi dibilang Sunbae 'u look so weary'.
Tadinya aku diberi tugas darinya, karena aku tidak mengerti arti kata 'weary'. Dia cuma bilang kalau itu kata sifat. Namun tak menunggu lama, aku menelusuri lewat mesin penelusuran. Semenjak aku tahu, sekata itu jadi nancap tak mau pergi sampai detik ini.
Di detik ini juga aku baru sadar, memang pemberi kosakata baru ini yang paling bisa membaca aur mukaku. Gak ada lawan. Setelah ini aku akan memeluk diri sendiri, menyadari dengan senyum arti kata baru yang aku terima itu dan aku mau mengubah segala yang dicap hari ini di pertemuan berikutnya dengan kosakata baru yang lebih ke arah positif. Sebentar lagi, jadi tunggu aku buat sampai memaafkan sekata ini dalam penerimaan.
*intermezzo:
Menjadi pendengar tak perlu menjadi rasional, kecuali ada yang meminta validasi di atasnya. Aku tahu kok bahagia itu sumber obat segala penyakit. Meski aku juga tahu, dalam pencapaiannya tak semudah berkata-kata dari rangkaian huruf di antara jempol.
Maafkan aku yang lemah dan tak tahu apa-apa. Terima kasih.
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu