Berkasih: Kembali pada Masing-Masing

" Len, aku mau tidur di rumahmu, hari-hari sebelum kamu nikah," kataku antusias.
" Iya, Shan. Ayo ngobrol sampai gak tidur," ternyata dia pun antusias.
" Itu yang kumaksud, kok kamu paham sih?"
" Iya e, kita sepemikiran ternyata"

....dulu memang tak pernah terpikir kita akan tambah dewasa, sebab kita sama-sama senang menjalani masa kanak-kanak, senang membuat cerita yang hanya kita tahu. Belepotan dengan dunia kecil yang itu-itu saja tapi dijalaninya senang tanpa paksaan, meski luka tetap ada tapi diabaikan begitu saja tanpa berpikir berlebihan. Ah, bagaimana bisa kami telah tumbuh sejauh ini?. Mungkin jadi ceritaku dan ia nanti ketika kutelah berada di sampingnya lagi (sebab waktu kecil dulu sering melakukan ini) pada suatu hari di malam hari. 



----------------

Sedang hangatnya ia tersenyum kecil terbayang-bayang aku dengan ia yang lain. Ia lain adalah layang-layang yang tiap sore ini ku terbangkan. Baru akhir-akhir ini. Sebab dulunya ia terbang jauh lagi, tak bisa ku kendalikan, telah putus, hilang. Sekarang ia kembali menawarkan tanya,"kangen ya?". Betul, aku sedang rindu-rindunya. Aku juga khawatir aku sebetulnya tak bisa lagi berteriak kencang dan melihat seksama kamu melayang di udara. Ini berlanjut, aku (sedang) takut. 

--------------------

Salah yang tak pernah benar-benar bersalah adalah "salah satu". Iya, akhirnya Gisma mengumumkan kalau sudah dilamar. Terharu aku hingga tidak bisa upload kebahagiaannya di sosmedku. Iya, sudah terwakilkan kok sama yang lain. 

Aku doang emang yang gak pandai pose :D 

Tambah foto yang ada mbak Ami'nya 

--------------------

Tidak ada salahnya mengirim karya di sini via DM https://instagram.com/me.le.bur?igshid=2ftho1nlibyt 
Akan ada teman lebur yang siap dengar dan membuat kalian percaya bahwa tiap rasa yang tercipta memiliki kegunaan, tiap rasa yang ada tidak memiliki arti benar dan salah, sebab ia dileburkan dalam satu bingkai rasa dalam cerita yang kamu buat. 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��