Renung: (dalam) Kenang Ia yang Sekarang


"Aku tak pernah ingin, meskipun begitu semua yang tampak padaku terlihat butuh".

Kutulis renung kali ini dalam keadaan sehat, senang, dan bersyukur masih dapat menulis di atas kereta. Iya di atas kereta, meski deg-degan, insecure karena covid-19 yang semakin tak terkendali, tapi di atas segalanya aku menerima dan bersyukur masih diberi kesempatan ini. 

Begitupun email yang kubaca tadi pagi. Dari seorang perempuan yang sekarang jauh, dua atau tiga tahun lalu merasa kujauh, dia menjauh, dan lima tahun lalu yang kukenal sangat dekat. Anis = perempuan. Ia yang sekarang berjuang melawan stigma terhadap perempuan yang telah lama diikat oleh patriarkat. Sungguh aku pun demikian, tapi pada suatu keadaan, terkadang aku menyerah merasa tak berdaya. Dannnn... Kulihat sosok Anis yang sekarang sepertinya lebih kuat buat memproklamasikan hal-hal yang mengganjal sebagai sesama manusia. 

Begini isi emailnya: 

Sengaja tak ku masukkan semua isi uneg-unegnya yang sedang insomnia dan mencoba tidur dengan mengirimiku kenang akan keluguan kita waktu itu. Mau jadi SJW lingkungan di semester satu. Sok-sokan ye kannnn.... Emailnya aja belum kubalas sampai kutulis di sini, isi keseluruhannya juga belum kupahami betul. Bisa gawat kalau ada yang saru, kan? Gak juga sih ya, bebas. Iya, dalam pikir dan benakku bagimu yang sedang insomnia itu menulis adalah kegiatan membuang yang buruk pun baik. Merasakan bebas atas kedua hal tersebut. Cuma kadang kita jadi lupa akan esensi itu.  (Hmm ya... Botol buat kobam yang masih utuh dan kubawa balik ke kos, masih tersimpan baik di kos. Meski awal penggunaannya tidak untuk hal baik, pada akhirnya ku selamatkan si botol dengan memberinya manfaat kepada kebaikan) 

Selain itu, ada video singkat yang kubuat dengan cover lagu Nadin - Sorai di atas kereta dengan edit cepat.  Sebuah lagu yang membiasakan biasa menjadi kebiasaan. Sebuah lagu indah jika kamu memaknainya dengan indah, sebuah lagu yang mengantarkan pada keseimbangan, meski tak pernah ada seimbang tanpa keseimbangan itu sendiri. Sebuah lagu tentang penerimaan. Lagi-lagi demikian. I love you, every step you choose. 



Hadiah dari aku: 'namun bersorai saat bertemu' see you ❤
Secepatnya, sebab kereta ini melaju padamu. Tunggu aku, sebab sekarang aku tak lagi menunggu.



-🐸-
Pangeran katak wakakaka (7191201958296a6a6755)
Who's on de'll? Ah you! You who won my hurt heart! 






Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��