Penyimpanan: Langit yang Mendengar
Dari sini langit ternyata telah mendengar
Di atas ingatan di kepalaku, langit mencatat
Sebentuk kabut pada cinta
Langit memantau, cctv tanpa kadaluwarsa
Cuma tetap ada kepemilikan
Sedang aku masih berburuk sangka dengan Pemilik itu
Ada yang tak sampai, walau betul kujelajahi, betul kujalani
Berhubung versi itu betul bagiku, Pemilikmu berkata lain
Sampai sempat kutakjub dengan hal-hal yang harus jadi apa adanya, bukan ada apanya?
Dibentuk dari dengarmu, semoga saja kau sampaikan baik pada Pemilikmu
Sejangkau jentik, aku belum mau bertitik
Aku masih mau berlanjut dengan koma
Belum pikir mati, belum jauh buruk hati, harus diobati, lebih-lebih dicegah sebelum terjadi
Langit, tolong hapus kesedihan orang lain atas perbuatanku
Dalam benci yang dimilikinya padaku, aku tak pernah bermaksud menyakiti
Aku berusaha membahagiakan aku
Tapi kau tahu kan spesies homo sapiens paling perasa?
Mungkin saja kelakuanku disadari buruk oleh ketersinggungan
Ada langit yang mendengarku tanpa mencoba menahan
Selain digitalisasi hidup, sama bermaksud mengutarakan ekspresi : membuat hidup seperti tanpa terbebani padahal membebani
Aku ini sama saja, tapi mungkin aku lebih pendosa bagi diriku
Aku
Lebih
Pendosa
Banyak pinta - keluh tanpa lagi memerhatikanmu yang masih mendengarkan
Mana lagi yang mau dibagi? aku sekali lagi pendosa, kan?
Sekarang langit boleh tertawa atau sedih teramat mendengar celoteh yang rupanya gagal ini
Belum boleh bilang begitu
Katanya langit pun punya kehendak
Tapi masih entah
-entschuldigung-
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu