Catatan dari Teman: ooohh there u are

Oey terharu aku akhir-akhir ini. Ternyata keberadaanku selama ini bukan cuma jadi bahan kebencian. Tapi benci yang sehat dan membuat produktif dan melebihi apa-apa yang kumiliki dan kupunya sekarang kupikir itu baik-baik saja sih hehe. Hmmm... Cerita dua mingguan ini benar-benar jadi pukulan positif bagiku. Trias yang mulai blogging dan Sab yang mau menanam. Lalu Cunia yang menanyakan kabar riset. Woy yang terakhir ini yang aku tunggu-tunggu. 
Aku sudah sangat ingin bertemu liyan, wawancara mendalam, dan saling berkumpul mengelilingi perapian. Kalaupun misalnya tidak demikian aku sudah membayangkan ikut mencari ikan naik perahu, ke hutan buat meramu, atau bahkan demo menuntut keadilan demi keberlangsungan kearifan liyan hidup. Tidak lupa membuat catatan, laporan, dan susah sinyal. Begitu kira-kira nostalgiaku dengan diriku setelah ditanya Cunia. 
Ah, memang kehidupan tanpa corona menyenangkan. Tapi mengapa manusia tetap mengeluh pun itu hidup yang 'katanya' normal dulu? -aku masih mencari jawaban, belum ketemu, mari dibahas di lain waktu ketika Tuhan pun mengizinkan kutemui dalam jawab itu- 
Woy Peri Nadin dengan album barunya sungguh indah. Mulai dari lirik pilihannya pun nada-nada yang tercipta. Ups tak lupa cerita dibalik terbentuknya lagu-lagu itu. Ternyata, Fifi yang dalam penerbitan buku keduanya juga suka. Bun, hidup berjalan seperti bajingan. Seperti landak yang tak punya teman (Nadin Amizah - Bertaut) 


#kira-kira siapa ya penggemar utamaku selain diriku sendiri? Benci, cinta, terkesan, atau bangga ya kira-kira ia? Duh, jadi ingin membuat presentasenya! Sebagai bahan buat refleksi dan adaptasi lagi hidup di dunia yang serba fana ini. 
#perutku ting kemrucuk mules karena mi instan 😭 atau karena melihat dan mendengar hal-hal yang tidak kuingin saja? hhhh calm words makes u calm, dude.

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��