7/7

One Of These Night
Jadi, dimana lagi aku temukan malam seindah dan serapi ini?
Ialah tentang cinta pertama dan kerinduan, membawa kami pada dimensi ruang dan waktu yang sama. Meski hanya sekejap mengulang kenangan yang lalu, tapi sudah cukup buatku kembali bernostalgia tentang masa kecil kita, sebagaimana kenangan masih menjadi biru dalam ingatanku. Hai, kita bertemu di umur 20 masing-masing dari kita ya, kamu dan aku. Seperti telah berlama-lama kita tak pernah bersua, ah tapi memang iya, kan? Aku saja yang malam ini seolah lupa akan ketidakjumpaan kita.
Aku lupa mengucapkan “selamat malam” ketika kau hanya mengatakan “penampilan yang bagus”. Aku tidak pernah lupa menanyakan kabar, karena kita masih membahasnya pada kemayaan dunia kita. Tapi kau bertanya kabar lain, tentang keluarga yang sedang jauh dari masing-masing kita. Kemudian kubilang, " kamu berubah suaramu". Dan kau mengatakan aku tidak berubah sama sekali.
Jika pertemuan ialah penawar rindu, lalu mengapa aku tak merasakan itu? Ah ya, mungkin pertemuan hanyalah pengantar pada penawar tersebut. Atau bukan? Karena kau hanya pamit pulang ke suatu tempat yang kau sebut rumah yang malam itu kebobolan maling dan tanpa pernah mengatakan akan menghampiriku, kecuali kau yang mengharuskanku mengatakan aku sedang berada di dekatmu.
Dear you, anyeong
Sampai jumpa di perjumpaan berikutnya, bolehkah aku berimajinasi? Atau sekedar berekspektasi? Aku hanya ingin sedikit lama dari pertemuan kemarin. Hanya itu walau ku tahu kita dipertemukan setelah 1915 hari malam itu.

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��