Catatan dari Teman : Kode



-C i n t a b e r w a r n a k e r u h-
Kita punya kita (yang perlu dirayakan dengan foto-foto di tiap sempat misalnya, contoh lain disimpan rapi di botol punya jin botol) 
(b a c o t)


" Lagunya kok gini ya Bae? Padahal biasanya muter K-Pop kalau di sini"
" Lah yo, waktu itu kita kemana ya sempet diputer Psycho?"
" Kopi lain hati, Bae"
 
Gak lama setelah itu, semacam pramusaji tempat makan kami peka, lagu yang diputar adalah lagu K-Pop dan tidak disangka-sangka lagu pertamanya adalah Psycho. Obrolan di atas bergulir setelah kami sedikit membahas masa lalu tentang HunHan yang merembet pada pernyataan kalau ternyata mangsa pasar Sehun di China besar gara-gara HunHan. (Hmm... baru tahu aku), padahal tadinya pun sedang asyik membincangkan ChanBaek dengan ketenaran produk yang mereka pakai. Tapi ujung-ujungnya teringat mantan dan kenangan (lagi-lagi). 

Keadaan paling menarik dalam percakapan kami tadi siang adalah aku yang tidak basa-basi terlalu jauh kata Ulil, ternyata pernah diperlakukan sama oleh Sunbae di semester awal kuliah yang saat itu harus beli tiket kembali ke Jogja. Kata Sunbae waktu itu dia baru sadar kodeku buat ditemani beli tiket ke stasiun ketika dia di tengah perjalanan pulang menuju rumahnya. Padahal aku dan Sunbae sebelum pisah dari tempat makan dan aku menuju ke stasiun kami benar-benar masih bersama, la wong Sunbae juga nanya:

" Ke stasiun sama siapa, Shan? Ada temene?"
Dengan polosnya aku menjawab ," Gak ada se, Bae. Tapi kalau ada yang nemenin ya berarti ada temene".
Sebuah kode kepolosanku yang tidak tersampaikan dengan baik waktu itu. Sama halnya dengan Ulil yang tiba-tiba memposting di ruang obrolan pribadi kami foto gambar dekat rumah. Kubalas "iya" saja. Semacam memang waktu itu aku tidak paham (tapi memang aku tidak paham maksud Ulil mengirimiku foto) atau aku memang tipe orang yang harus diberi tahu dari mulut kalian kalau sedang butuh apa-apa?. Ha?? Apa iya aku tidak sepeka itu? 
Eh tapi kalau begitu aku sama Sunbae sama ya. (hhhh mencari pembenaran dan teman tidak peka). 

Tidak akan membawa Sunbae dan Ulil ke coffee shop yang tidak jual non kopi dan camilan. Seperti diancam trauma kehidupan karena karma. 🐣


Gak, ternyata tidak demikian. Kan waktu kuliah pernah ada dosen yang bilang kalau misalnya kita hidup dalam tanda dan tinanda, kita hidup memberi dan menerima, kita hidup mengartikan kode atau lambang yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan yang lain. Tinggal seberapa jelas tanda dan tinanda itu dimaknai: tidak dimaknai sendiri, tapi bersama, Artinya harus ada kesepakatan antara  aku, Sunbae, dan Ulil seperti hari ini setelah memiliki studi kasus yang demikian agar tidak terjadi 'ketidakpekaan' di antara kita. 


Makasih. 



Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��