Catatan dari Teman: Sehari(an)

siang yang membuat lupa waktu hari begitu saja berlalu 
malam jadi sangsi ditawan wajah sore : tak lagi ada semangat dalam satu hari 
pagi tadi tidak begitu menyenangkan 
seharian jadi kehilangan cinta, rindu, dan tempat pulang 










#Ayang mengirim Bingo tentang Jogja. Mataku nanar melihat cara bingo ini dibuat, pasti dengan rasa ingin kembali ke sana. Ada satu kotak penuh makna yang kupandangi dalam yang intinya bilang kalau Jogja itu isinya rindu, angkringan, dan tempat buat.... (euh lupa aku). Ternyata dilingkarinya, dan kubilang kurang satu: burjonan. Sebab kita sering kali menghabiskan waktu di Samiasih. Dari malam hingga pagi buta, membahas yang tidak terlihat sampai yang terlihat, serta tentu kadang dihibur oleh tikus-tikus Samiasih yang sedang fashion show di bibir pegangan tangga Samiasih atas. Anehnya dalam kurun waktu 4 tahun menikmati burjo, aku baru sekali makan mi anjing-anjing dan itu pun terpaksa kulahap agar aku punya kenangan makan mi dengan telor. Selebihnya, selama di Jogja dan bertemu burjo aku minta nasi sarden. Ditanya rasa, rasanya senang. Tidak ada kurang suatu apapun. Sebab di burjo, aku bebas mengungkapkan apa-apa yang ingin diungkap. Tapi perasaan ke A burjo nggak sih, kekekeke....


Jogja terbuat dari pelukan orang-orang yang mengerti arti pelukan 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��