Refleksi: Tidak Ada yang Berhak atas Dirimu Kecuali Kamu

Konten kali ini berisi peringatan kepada diri sendiri. Konten kali ini mengingatkan diri sendiri di masa depan. Konten ini mengharuskan aku hati-hati dan bijak kembali ketika memilih. Aku gak mau memberikan keterbatasan ruang pada siapapun untuk bergerak, karena kutahu itu sangat menyebalkan dan menyusahkan. Hufft!!

Dimana-mana foto bayi, hamil diekspos, bayi lahir difoto, perkembangan sekecil apapun dari si bayi divideo. Aku gak risih, cuma aku sebagai orang yang juga menggunakan akun sosial media dan sedang dalam masa memilah dan memilih dengan bijak jadi agak sensitif. Konten yang sering kali diperlihatkan ibu-ibu muda di waktu-waktu ini adalah si bayi. Sebuah kesenangan sendiri memang bagi si Ibu untuk bisa mengekspos dan lebih-lebih mengeksplorasi anaknya, lebih-lebih jadi konten dan berkat hal-hal tersebut hatiku jadi resah. Ya di sisi lain aku ngerti sih ibu-ibu dan bapak-bapak tersebut punya kecenderungan melakukannya karena kepuasan batin mereka, boleh kok dilakukan. Asal gak berlebihan: itu aja sih. 

Sudah terbit kecamuk dalam diri membayangkan bayi-bayi tersebut tumbuh dewasa dengan ponsel mama - dan tak jarang juga punya papa. Waaaa... mungkin ini bagian dari anxiety yang berlebih. Tapi keresahan ini muncul lagi setelah kuingat-ingat pernah diadakan diskusi masalah ini di kelas Kajian Anak dan Daur Hidup waktu semester 4 lalu. Hal tersebut diperparah dengan postingan Instastory @gitasav yang posting tentang seorang anak yang jadi sorotan emaknya dari bayi hingga ia tumbuh dewasa. 

Kata Si Anak, hal itu jadi sumber kebenciannya. Dimana-mana ia pergi jadi tidak nyaman, karena mata orang-orang tertuju padanya : menghakimi ia, bahkan katanya mereka yang kenal mencampuri kehidupan cintanya. Duh, kan. Balik lagi, deh. Hidup ini memang pilihan, dan harus disadari bagi tiap-tiap individu ada dimana batas pilihan-pilihan tersebut menjadi wajar dan sebuah tindakan yang patut: hm... ya sekali lagi PATUT dilakukan. 

Boleh kok posting bayi-bayi kalian asal jangan keseringan. Sedih kan, bayi gak bisa protes dari awal. Lagi pula, ingatlah bahwa dunia ini gak seimbang kalau isinya cuma orang baik walau memang kita selalu berharap dikelilingi orang baik. Jangan sampai apa yang kamu posting menjadi bahan bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab melakukan tindakan yang jahat terhadap anak-bayi anda sekalian. Silahkan bersikap bijak. 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��