Berkasih: Cinta >< Abai, Cinta Butuh Abai dalam Bertindak

Antonim cinta bukan benci, kata yang sebenarnya berlawanan kata dengannya adalah abai.
Begitu kira-kira sejumput kalimat yang jadi kupahami dalam-dalam pada sebuah siang yang panas tanpa gangguan mendung seperti biasa. Ini mengingatkanku pada cara kita mengambil keputusan untuk menggapai sesuatu. Mengapa demikian? Begini kira-kira ceritanya. 

Dalam sebuah kebutuhan, yang paling dasar terpikir adalah kita senang-cinta-ingin melakukannya, urusan kita sanggup atau tidak dipikir belakangan. Ini benar-benar terjadi pada beberapa kesaksian teman-temanku yang dirinya telah mengambil profesi yang dulunya disukainya tapi diam-diam tak lagi ia dambakan. Bagaimana bisa?. Ya, nyatanya bisa sebab ia hanya fokus pada cintanya dan menjadi abai pada beban, tanggung jawab yang akan didapatkannya. Meski tiap kali pamit bekerja ia berpikir hari ini akan baik-baik saja, aku hanya akan melewatinya, berujung keluhan. Ia pun sedang terlalu cinta dan merasa itu bukan jadi kebutuhan. Cara yang paling tepat untuk menimbang agar benar-benar seimbang adalah menyetarakan cinta dan abai dalam satu tempat. Sama dengan memprioritaskan : yang secara tidak langsung sering kita lakukan di bawah alam bawah sadar.  

Dalam pengambilan keputusan selalu ada aleniasi bukan? Ada pihak yang untung dan ada pihak yang rugi. Seperti hari ini saat telah diberlakukan physical distancing. Aku resah dan tidak nyaman, menonton banyak kecewa hati Bapak-Ibu yang memang tidak bisa bekerja dari rumah harus terus mengais rejeki di tengah wabah. Merekalah pedagang kaki lima, asongan, tukang becak, kusir andong, pemulung, buruh harian lepas, dan masih banyak profesi lain yang memang mendapatkan penghasilan secara harian. Belum lagi orang-orang seperti mereka sering kali ketinggalan informasi, jarang mendapat perhatian publik dan berujung berpikir " Hidup-mati ada di tangan Tuhan" walau sebenarnya kita sedang berperang dengan wabah. Mereka jadi benar-benar pasrah. Dalam kepasrahannya aku berharap segera ada uluran tangan yang memperhatikan kesehatan mereka, mensosialisasikan dengan baik dan lantang mengenai hal-hal yang sedang terjadi di dunia supaya mereka, tetap melakukan pekerjaannya tetap pula memberikan keselamatan pada dirinya sendiri maupun orang lain, kuharap pula ada pendataan yang baik mengenai jumlah orang-orang yang seperti kusebut agar bantuan berupa materi dapat terbagi baik dan tidak melebih-lebihkan pada mereka berupa khawatir. 

Di antara cinta dan abai harus terwujud solidaritas, agar ia menjadi seimbang. 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��