Refleksi: Sambat - Sampai Hari Ini

Di kondisi serba genting yang kualami akhir-akhir ini, tentu membuatku ingin cerita. Membuatku ingin membuncah, meracau kepada siapa saja yang mau mendengar tanpa berkata-kata. Tentu pada suatu hari setiap keinginan untuk meracau itu terwujud! Tak perlu aku tegang segalanya tak akan pernah terjadi 'yang pada suatu hari'. 

' Aku capek, aku ingin keluar!'
' Aku capek, nangis karena capek!'
' Aku capek jauh dari orang-orang terdekat!'
' Aku capek dengan bosan cakap yang kutahu tujuannya bakal bermasalah! 
' Aku capek juga gak dihargai!
' Aku capek ketika tiada hari untuk dibagi, bahkan untuk berbagi! 
' Seandainya ada pilihan, aku tak pernah punya pilihan.'

Sedang awan terus-menerus diiringi riang mentari, peluh yang kubuat adalah usaha yang keruh. Jika memang jalan riuh adalah bukti akan menetesnya peluhku, aku pun tak menganggapnya ada karena aku. Aku malu, sangat malu mengaku bahwa aku bagian dari manajemen ini. Aku berpikir : 'sebab aku adalah keresahan yang berhenti di aku sendiri, tapi ternyata bukan saja aku yang berpikir tentang ini. Ada harapan jua jika aku angkat bicara. Tapi ada gelisah lain yang seiring datang menghantu dengan tak tentu. 

Jika seseorang dalam tim mengatakan: 'ambil sisi baiknya saja' aku masih dan akan terus berpikir tidak ada sisi baik dengan cara-cara kerja seperti ini. 


Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��