Catatan dari Teman: Langit Setelah Hujan

Kemarin hujan, belum sampai  matahari kembali ke peraduan hujan pun reda. Basah di bawah, hampir cerah lagi di atas. Langit setelah hujan sempat kuabadikan diam-diam. Kata hatiku agar tidak ketahuan kilat yang beradu menyambar. Sebenarnya tidak ada kilat. Tapi semakin kurahasiakan tentangnya semakin aku menentang yang tidak baik-baik saja. 



Berkilah adalah hal mudah yang susah
Menuntutnya jadi biasa 
atau paling tidak seandainya biasa saja


Kemarin malam terjadi percakapan antara aku dengan Mimok di WhatsApp. Dia bilang sedang berada di titik jenuh dengan usaha yang sedang diusahakannya. Kemudian kubilang padanya untuk keluar sebentar melihat ke langit. Dia pun membalas ketika aku sudah tertidur. Paginya kulihat dia mengatakan," siap, banyak bintangnya". 
Dibalik hal yang kusuruh padanya untuk melegakan diri, aku mengutarakannya agar dia benar-benar menikmati udara yang tiap hari menghidupi kita sebagai makhluk hidup, tapi kadang melupa buat disyukuri kehadirannya pun jua dilakukan sebentar , agar jenuh yang sedang buatnya ragu tak mengganggu untuk melanjutkan aktivitas yang dibutuhkannya. Sedangkan bintang adalah bonus baginya, tidak bagiku yang tidak keluar melihat langit setelah hujan. 

Kemudian hari ini sambil menggendong Atha, aku melihat bulan benar-benar bersinar terang. Tapi benar-benar tidak lama. Aku lari ketakutan. Tubuhku telah hampir lemas hanya melihat sekelebat.  

Tunggu aku datangggggggggg...........
  1. 500 postingan sudah, jadi sedikit demi sedikit yang kuucap sedang ku usahakan kulakukan 


Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��