Catatan dari Teman: Biaya Pertemanan

Tadi malam, aku jalan-jalan. Sambil jalan-jalan aku bercerita, bertanya, tak lupa usil sama teman yang kakinya belum sembuh total digunakan menapak. Pertanyaanku masih seputar hal remeh-temeh yang tak pernah kuperhatikan dalam hidup. Sedang ia, menasehatiku memberi pandangannya yang cukup baik bagi keberadaanku sementara ini. 
Aku mengutarakan caraku bertahan hidup di Jogja sebulan ini, kemudian ia memberikan celetukan yang cukup buat diiyakan. 
" Shan, biaya makan itu memang bisa kamu atasi, tapi biaya lainnya yang nggak"
" Apa tuh?"
" Biaya pertemanan itu mahal, lo"
" Biaya pertemanan yang kayak gimana?"
" Nih ya, kalau aku keluar bareng sama kamu yang bisa diajak makan dimanapun : burjo misalnya, aku nggak akan ngeluarin banyak uang, tapi kalau sama yang lain ... ya aku sih bisa-bisa aja ngelakuin tapi tetep ada biaya lebih yang dikeluarin sehingga tak terasa biaya pertemanan itu sebenarnya mahal. Ini baru makan, belum nanti kalau diajakin beli suatu barang."
" Hmm... ya juga ya"
📷: Makasih Aufa 

Pulang dari jalan-jalan malam yang benar-benar jalan kaki tersebut, aku mulai menghitung biaya-biaya pertemanan itu dengan kembali memikirkan anggaran apa yang pernah kutawarkan pada teman-temanku selama menjalin pertemanan? Hmm apa? Ya, uang yang jelas iya, waktu apalagi (yang tak bisa dibeli dengan uang). 


Comments

  1. keren tulisannya. selamat berkarya teroos. saya suka juga tampilan blognya
    btw, jangan lupa mampir juga ke blog saya Blog Alister N ya. sekalian krisan kalo berkenan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah mampir dan memberi masukan. Kapan-kapan saya yang akan mampir. See you

      Delete

Post a Comment

Menulislah selagi mampu

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��