Refleksi: Terblok

Kurasa aku jadi bodoh, lebih dari biasanya. Hehe.. Tidak ada ide yang keluar di hari cerah maupun gelap. Duhh padahal di dasar keinginan, kusangat ingin menulis. Mengapa muncul keluhan seperti ini, seperti hal yang tak pernah dapat kuungkap pada seseorang atau sebenarnya beberapa orang?. Aku kesal, semacam menyesal. 

Seperti kesepian yang diungkapkan Prilly Latuconsina dalam percakapannya dengan Raditya Dika dalam buku Bang Radit 'Ubur-ubur Lembur': "Rasanya seperti kangen sesuatu, tetapi nggak tahu kepada apa atau siapa. Hari mendadak panjang, Gue pun tersadar, ini mungkin yang namanya kesepian"(Dika, 2018:158). Ya, kedua tokoh tersebut mengamini kesepian sebagai figur publik. Lalu, kalau aku apa, pada siapa? Ada kalanya mereka berdua mungkin ingin merasa sepi di antara keramaian yang selalu mereka hadapi. Lalu, aku mulai mengaca. Bertanya pada diri mungkinkah sebenarnya aku ......... (muncullah pikiran aneh-aneh yang memang sebelumnya telah aneh hehe). 

Kemudian aku berusaha membenarkan apa yang dialami dua tokoh tersebut. Bang Radit mengamini kesepian yang diutarakan Prilly sebagai rasa kangen yang tak tahu harus dilanjutkan untuk apa, pun siapa sebab mereka telah banyak dicintai oleh orang lain yang mungkin mereka juga gak tahu siapa dan apa bentuknya (fans maksudku). La, aku? kesepian ini tertuju karena aku merasa berhenti, tidak melakukan apa-apa. Menulis pun tak mampu memberikan ide yang hebat. Aku hanya mengutip. Kemudian mengomentarinya, tapi belum lega.      

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��