Opini: Kado (yang) Diperhitungkan

Halo, aku mulai menyerah di saat sedang deras-derasnya aliran air selepas hujan. Aku menyerah untuk berpikir, apa selanjutnya? Harus ditulis dan dibuat apa? Perlukah aku mengulang-ulang kata? Ah, apakah aku kehabisan kreativitas? Tidak, apakah aku harus melakukannya sendiri saja? Tapi, terlanjur juga dapat dua tawaran untuk patungan. Sendiri menanggapi segala macam manusia yang didadar sebenarnya aku tak sanggup. Tapi kalau banyak tawaran bergabung akankah aku menolak semuanya? Mereka juga butuh manusia untuk diperhitungkan. 
Lagi-lagi aku mengeluh. Bukan karena mereka mau patungan atau uangku terkuras untuk sebuah kado, dua buah, tiga buah, atau seterusnya. Tapi berpikir mau memberi apa dan mau ditulis apa yang kiranya berkenan adalah sebuah tantangan yang selalu menghadang di hadapanku. Tidak.. tidak... di hadapan kami yang selalu patungan tapi buntu tak mau melakukan pergerakan untuk eksekusi perkara yang telah ditetapkan. La, gimana? Tanya seminggu yang lalu, keputusan ya gak gini-gini amat, gak gitu-gitu amat. Luka lah paling (loh?).
Ada kemungkinan besar, ini adalah keluhan sepele yang tak seharusnya kulakukan. Tapi bagiku bukan percuma sebab nanti kalau aku tak mau melakukan ini lagi (ada orang lain kok Shan percayalah, kamu tidak hidup sendirian di planet yang telah menua ini) karena suatu keadaan, akankah masih ada perayaan yang sama? (seperti ingin bilang, tapi kok ya bungkam) Kita nantikan, karena belum berakhir dengan benar. Kadang memang manusia melihat barangnya, kadang makna barangnya, kadang ya seperti aku yang suka tulisan di dalamnya sehingga kalau tak ada tulisannya aku kecewa, sedih tanpa alasan, kutakut yang memberi sebenarnya tak mengenalku. Disebabkan kehampaan itu, aku berusaha mengemas ketiganya dengan baik karena kutahu aku tak akan pernah tahu akan diperlakukan apa ketiga hal tersebut. Semoga bermanfaat, itu saja. 

Setelah itu, maaf tak membiarkanmu tetap hidup 


#terima kasih atas semua barang yang kutak bisa mengembalikannya satu per satu pada kalian yang mengasihiku, udah diberi masa kubalikin? y g?. gak gitu maksudnya. la gimana? itu lo kalian teman-temanku yang masih dalam proses yang sama denganku kalian juga akan menerima perayaan yang sama. oleh karena itu, aku menyebutnya tak bisa kukembalikan satu per satu sebab kutak tahu ke depannya akan see you when i see you nggak sama kalian waktu perayaan. wkwk .. tschuess

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��