Buah Tangan dari Pasar Malam (Pasca) Sekaten

Ya, tapi bukan!
Bukan Tulus yang punya ''sepatu'' tapi ini yang benar-benar tulus.
Menurut https://kbbi.web.id/tulus untuk arti kata tulus/tu-lus/ a sungguh dan bersih hati (benar-benar keluar dari hati yang suci); jujur; tidak pura-pura; tidak serong; tulus hati; tulus ikhlas -nah seperti ini artinya. Menerjemahkan dalam kamus pribadiku rasa-rasanya tidak memiliki batasan. Sama seperti pertanyaan mengapa aturan ada dan segala macamnya. Untung ada kamus kbbi web yang dengan senang hati diakses.
Begini, tulus ini kemudian beberapa kali muncul tak diundang ke dalam pikiran dan perkiraanku. Menjadi kata yang akhir-akhir ini berjejer dengan sabar yang mendengung di telingaku. Mengulas tulus, mengingatkanku pada pertunjukan Mas-Mas penjaga perahu kora-kora di pasar malam (pasca) sekaten Yogyakarta tadi malam. Cerita ini adalah oleh-oleh yang tulus dariku untuk serta merta dibagi dengan sedikit rasa yang tidak banyak dilihat dan dimaknai.

(Maaf fotonya pun tidak terlihat indah karena sampah :'( . Itu mas-mas yang jaga kora-kora, mas-mas yang selalu memakai topi, atasan-bawahan serba hitam, yang melambaikan tangannya selurus bahu, dan entah kenapa tanpa senyuman palsu)
(Panggil saja Mas Thor, ya)

Meski aku melihatnya dari jarak sekian meter dari arah kamera milik Ryu (ah ya, pun itu Fifi yang memotret), dan tanpa kaca mata yang seharusnya kupakai, aku tiba-tiba merasa menjadi Mas Thor sepersekian menit dengan melihat ekspresi, teriakan, gemerlapan, dan keriuhan malam yang terang di atas perahu kora-kora itu. Mas Thor tidak bergeming, sedikit mengeluarkan suara untuk hanya memberitahu jalan pergi dan pulang pada penumpangnya disertai hal yang sangat khas dengan Mas Thor ini adalah lambaian tangan dan tanpa senyumnya. Tapi beda aku, pun dia, meski aku merasa dirinya. Kiranya aku masih tersenyum bahkan tertawa gila dengan Ryu, Fifi, dan Laura saat memperhatikan pertunjukan yang digawangi Mas Thor tersebut. Lelah, mas? Hm.. mungkin belum tentu bagi Mas Thor ini. Kupikir ini salah satu bentuk 'tulus' ýang bisa disajikan Mas Thor pada para penumpang dan calon penumpang yang menunggu, masih melihat-lihat, atau takut hanya mendekat. Tanpa senyum baginya mungkin parameter yang tepat buat tulus pada orang-orang yang lewat dan mungkin baginya, tanpa senyum orang-orang yang lewat terpikat karena tanpa senyum berarti daya pikat, si calon penumpang mendekat, atau bahkan nekad menumpang kora-kora Mas Thor yang belum sarat.
Sebenarnya, ada dua penjaga yang melakukan hal sama di kanan-kiri perahu kora-kora itu. Ya, ada 2 Mas Thor di sisi-sisi jeritan perahu yang bergoyang tersebut. Ada dua tulus yang meluas arti pada dua sisinya itu. Kutak tahu pasti berapa orang Mas/Mbak Thor yang melakukan hal  sama di pasar malam kemarin, yang jelas pekerjaan apapun yang sekiranya tidak membuatnya harus tersenyum palsu membuat mereka tampak tulus di mataku. Sebab mereka lebih tidak banyak dipaksa untuk melakukan hal-hal yang tidak disukainya. Meski aku tahu tidak ada seperempat kehidupannya yang kupahami, meski kutahu ini hanya hipotesisku saja, kenampakan yang hadir tadi malam buatku sangat-sangat takjub untuk merasa tulus melengkapi hidupku sendiri berkaca dari mereka yang mungkin kehidupannya lebih berat dariku, namun dijalaninya bersamaan dengan puluhan bahkan mungkin ribuan manusia lain yang tidak dikenalnya dalam waktu sebulan, dengan perhitungan yang masih berjalan. Saat Mas Thor menjaga perahunya tetap bergoyang, pengharapan hidupnya tetap berjalan, dan saat kebahagiaan manusia lainnya masih tetap berlanjut, saat itulah lagu yang terdengar di telingaku adalah lagu kemenangan, yang entah dalam lirik apa lagu itu dituliskan oleh Mas Thor melalui ekspresi datar dan tubuh tegaknya.

Ah, tidak! Mungkin Mas Thor yang itu atau Mbak Thor yang lainnya juga telah lelah. Hampir sebulan dan belum juga ditutup tempat hiburan tersebut. Membuatnya muak tersenyum dengan orang-orang. Terlebih pada orang-orang yang hanya melihat-lihat, mendekat hanya untuk take a self camera, dan tidak menguntungkan bagi mereka. 
(Paradoks)

Pada sebuah kesempatan, tidak hanya untuk menjaga kora-kora, bahkan untuk segala aktivitas yang dilakukan berulang. Memungkinkan memang untuk rindu melakukannya, tapi tidak ada salahnya juga menghilang sebentar, get a heal time, take a rest, dari pekerjaan yang sama tersebut. Tinggal menunggu titik jenuhnya datang, Mas Thor pun membayangi hidup kalian. Bagaimanapun hidup tidak bisa lurus-lurus saja, bukan?. 

Selamat Mas Thor, kamu telah menyelamatkan sejenak hidupku dari ketegangan yang sedang terjadi 😊  Sampai jumpa nanti, atau lain kali! 
      
Bonus: 
Bayangan di trampolin

Bayangan asli yang akan melompat ria di trampolin

Sebentuk kora-kora yang diabadikan Devi dari kamera hapenya, dikirim via grup di WhatsApp sebagai aplikasi populer untuk ghibah dan berfakta kadang juga nyinyir tanpa berpikir kritis. Hehe.. Diambil seminggu yang lalu. Tepat sehari setelah tidak ada lagi amuk Dahlia dan Cempaka.


Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��