Satu, Dua Kenangan yang Abadi

Halo, aku mau posting. Sedikit berbagi dengan perasaan sesal yang juga lebih dari sedikit sebenarnya. Jadi dulu aku ikut sanggar tari waktu aku kelas 4 SD sampai sekitar kelas 9 SMP. Nah, beberapa tahun di sanggar, tentu aku punya banyak materi tari yang dikerjakan. Terlebih aku sudah sampai tingkat dewasa menempuh ujian tari tiap tahunnya, ya meski pada akhir kesetiaanku pada sanggar diuji aku tidak dapat menempuh ujian tari tingkat dewasa pada waktu itu, karena masuk sanggar pun jarang. Hehe.. Kesalnya dimana lo, Shan? Itu lo, dulu di sanggar tidak boleh sekalipun mengambil foto atau gambar ketika tampil. Merekam saat latihan pun nggak boleh. Kemudian itu dipatuhi saja oleh aku dan rekan-rekanku. Oleh karenanya, aku cuma punya beberapa koleksi foto yang memang sengaja oleh pengajar tari diperintahkan untuk foto (yang modelnya fotonya langsung jadi) plus yang dicuri-curi oleh papaku. Tapi, sampai detik ini aku belum pernah mengakses memori mana yang digunakan papaku untuk menyimpan foto-foto tersebut. Nah, di sini ada beberapa hal-hal yang diabadikan mengenai tari dan duniaku. Kemudian tapi lagi, itu diambil ketika aku SMA. Saat aku mengikuti ekstrakurikuler tari. 
Ini aku ingat betul. Saat itu Bu Nila, guru ekstrakurikuler tari memberikan kita materi tari dari beberapa gabungan tari yang pernah kita pelajari. Kemudian dengan sangat tidak hati-hati diberi nama tari adiwiyata. Mengapa adiwiyata? Sebab saat itu, sekolah sedang menempuh lomba nasional adiwiyata. Gak tahu ya sekarang, mungkin lombanya sudah tingkat galaksi. ga deng.. 

You are the music in me 
Latihan tari untuk ujian kenaikan kelas (UKK) tapi bukan latihan ekstrakurikuler ya, ini latihan kelas bahasa sekalian ditampilin di GAS (Gelar Apresiasi Seni) Smanip.

Mereka yang berpakaian putih abu-abu melakukan teatrikal kehidupan Elisa, sedangkan aku berperan dua sekaligus. Menjadi sutradara dan harus mengisi acara tari untuk perpisahan. Aku ingat betul, aku saat itu menari tari Remo Jombangan. Padahal adikku belum resmi menjadi siswa di Smanip. Dan mungkin karena tamunya merasa senang, kami menari dua kali dalam satu perjumpaan tersebut. 

Tari Gelang room asal Madura yang sempat diabadikan Papa. Dilakukan guna memenuhi tawaran job dari pihak Hotel Sativa Sanggraloka yang sekarang telah berganti nama. Hai Aul, Nai Nanda. Apa kabar kalian? Masih menarikah?

Kalau diingat-ingat lagi aku pernah membawakan tari Remo Munali, Remo Munali Baru, Remo Jugag, Tari Incling Jangget, Tari Soul, Tari Sekar Tanjung, Tari Mayang Rontek, Remo Mojokertoan, Tari Suramadu, and so on. Hanya kenangannya tidak diabadikan.  

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��