Traeume

Aku masih sering bernostalgia atas nama bahasa. Kelas bahasa lebih tepatnya. Kadang kurasa tiada yang bisa menggantikan posisi curhat dengan Morgan atau jahil berdua dengan Zannah ke Om Yanto atau Andre (yang seringkali kasat mata atau tukang kebun sekolah). Aku seringkali meminta rujuk pada diri sendiri pada kalian yang telah ikut membesarkanku bersama rasa minoritas yang tak pernah dianggap ada secuil pun bahkan ketika kami sebenarnya di atas. 
Halo, apa kabar kalian Traeume? mungkin ada yang sedang tidak baik-baik saja . . . seperti aku yang kupikir sedang tidak menghasilkan karya. 
Aku izin pamit tidak pulang dan tidak dapat mengunjungi rumah yang selalu kita buat lagi setelah hancur dan roboh. Hanya sementara, setelah itu aku akan kembali membuat rumah yang menjadi naungan atas resah dan bahagia yang kita pernah punya. 
Jujur, kurindukan masa 'clometan' menjadi biasa, forum dilakukan karena merasa rumah ada yang bocor, kesebalan Ulil terkadang pada teman semejanya Brenda meski tidak tiap hari, kemanjaan Dian, tawa Sunbae dan Miggy kala berdialog, lantunan lagu yang dinyanyikan Mbak Sri, rajinnya Yuli, Mbak Tiwi dan Isnainy membedah soal-soal matematika, diamnya Bayu berhadapan denganku, seriusnya Wahju membenahi aplikasi dari laptop teman yang lain, becandaan Peng dan Dita ditambah dengan datangnya Nency yang sering kali hampir telat meski ya tidak selamanya. Amel dengan gaya seksi dan modis akan terus menemani langkah kami, di sela Lenny yang mengajari teman lain berbahasa jerman yang baik dan Rafika yang terkadang suka curcol di tengah pelajaran kepada aku, si teman semeja.
Mimpi kami ialah membuat rumah bahasa di Kabupaten Mojokerto. Mimpi yang sedang kami tempuh untuk saat ini, dan sangat ingin kuwujudkan selagi belum selesai urusanku di dunia ini. Jadi, kalian traeumers, semangatlah! jangan lupa kita akan sukses bersama entah dengan apa caranya. 😉😍😚

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��