Jangan Jepret (lagi) dan Lagi

Setelah setelannya basah kuyup dilahap api 
Dibukanya tenda dengan macam dan balon warna-warni 
Berkilauan juga kertas dan kerlip lampu natal penghujung tahun 
Tahun yang mau berganti 

Sesesal harap menjadi-jadi dalam rundungan duka tentu dibalut sedih 
Sudahlah, dik 
Harap-harap ini malapetaka dan sia-sia saja 
Aku ingin memulainya (lagi) namun kau bagai bangkai tak bergerak 
Kau masih menangkap sisa-sisa asap yang sering tak bertanggung jawab 

Demi apa, kang? 
Percakapan malam ini bagai terakhir kali aku mendengarnya 
Bukan berarti benar 
Semua burung yang berterbangan membentuk sumur entah pagi, siang bahkan malam tadi 
telah juga membicarakan hal yang sama denganmu 
Aku sangat ingin memberikan asbak terbaik padamu 
Membukakan jendela yang katamu untuk lembaran baru 
Mematahkan segala asam keringat yang kau bahkan tak berpikir syahdu 
Luka telah kita lalui, suka telah kita lewati, masih belum terobati 

Detik-detik saat cahaya matahari muncul menyapamu, jangan kau lagi berpotret
Berpose apalagi
Kau tak megindahkanku? 
Entah mungkin aku bukan keindahan lagi bagimu  

Semoga saja iya aku mematuhimu 
Menghindari kilatan sepersekian yang melukisku 
Kupahami sebagai nasihat darimu, agar aku tak lagi-lagi main dengan mengikis perlahan namun pasti sisa kemenangan dan kekalahan 
Selamat malam, kang 
Jangan bermimpi 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��