#9 When You Hug Me

Tadinya, kuingin melepas rindu dengan mengirimimu pesan namun sepertinya tiada balasan. Sepertinya kamu tertidur duluan di ruang tengah di vila yang kita pinjam untuk acara sambung rasa. Kuintip kau dari balik pintu kamar, yang lain juga telah tertidur. Udara saat itu dingin sebab hujan baru saja turun, aku bahkan telah memakai jaketku yang tebal dan tak lupa sarung tangan serta kaos kaki untuk menutupi bagian tubuhku agar tak terkena udara malam yang dingin secara langsung. 
Kurasa kau kedinginan dan aku berinisiatif 'tuk memberimu kehangatan dengan selimut yang sengaja disediakan pemilik vila. Dengan langkah hati-hati dan seksama, aku mendekati posisi tidurmu. Dengan perlahan namun pasti, aku mulai menutupi bagian tubuhmu dengan selimut itu. Kamu merasa nyaman, kutahu dari gerak tubuhmu yang kemudian menarik selimut yang baru saja kubenarkan ke arah tubuhmu yang mulai menggigil. Sayang, nyamanmu tiba-tiba saja menghilang sebelum aku kembali ke kamar dan meninggalakanmu dengan selimut itu. Kamu terlihat gusar, hingga aku menunggumu untuk membuatmu merasa aman karena kegusaranmu. Ya, aku menunggumu. Mencoba menennagkanmu, hingga kau terbangun secara tiba-tiba dengan nafas yang tersengal, mata yang tak tentu arah, dan keringat di sekitar dahi yang bercucuran. Aku terkejut melihat tingkahmu kala itu. Kau bagai melihat mangsa namun tak terjamah olehmu. Dalam keterkejutan tersebut tanpa mengganggu yang lain dan kau masih bertatapan dengan apa yang terjadi dalam tidurmu, tiba-tiba saja mata kita beradu, dan dengan segera kau meraihku kemudian memelukku. Aku diam membisu. 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��