Untuk Semesta: Mengapa?
Maaf atas kelancanganku memantik api
Menimbulkan ledakan di mata membubuhkan air di antaranya
Jeongmal, bogoshipeo!
Aku baru merasa kehilangan ketika harus kau jauh di sana menatap dunia
Menaklukkan Ibu Pertiwi dalam tujuanmu yang kuhormati
Tidakkah kau peka akan kesadisan yang kau tinggalkan setelah perpisahan itu
Tak jugakah kau tanggap akan rayuan menyayat terakhir yang kau tembakkan kepadaku pada titik paling tepat di papan hatiku
Basi bagimu, runtuh tak pernah jemu bagiku
Seandainya mudah mengatakan aku (masih) (masih) mencintaimu aku (masih) (masih) (dan terus) merindukanmu
Inilah aku, percaya atau tidak inilah aku
Yang masih menari di bawah payung di kala hujan
Nun mawar berduri dalam genggaman
Aku akankah (masih) merindukanmu?
Seutuhnya sekarang, ya dalam keadaan sesak jawabku
Menimbulkan ledakan di mata membubuhkan air di antaranya
Jeongmal, bogoshipeo!
Aku baru merasa kehilangan ketika harus kau jauh di sana menatap dunia
Menaklukkan Ibu Pertiwi dalam tujuanmu yang kuhormati
Tidakkah kau peka akan kesadisan yang kau tinggalkan setelah perpisahan itu
Tak jugakah kau tanggap akan rayuan menyayat terakhir yang kau tembakkan kepadaku pada titik paling tepat di papan hatiku
Basi bagimu, runtuh tak pernah jemu bagiku
Seandainya mudah mengatakan aku (masih) (masih) mencintaimu aku (masih) (masih) (dan terus) merindukanmu
Inilah aku, percaya atau tidak inilah aku
Yang masih menari di bawah payung di kala hujan
Nun mawar berduri dalam genggaman
Aku akankah (masih) merindukanmu?
Seutuhnya sekarang, ya dalam keadaan sesak jawabku
- untukmu yang kulepaskan kepergiannya
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu