Rindu untuk Ditolak, Diterima Jua
:)
Aku menolak
untuk tidak bahagia
Aku menolak
untuk tak pernah meluputkan pandanganku pada kupu-kupu bersayap mungil yang
selalu ada di hadapanku
Aku menolak
untuk mendengar berita buruk yang terjadi padaku, mu, nya, semua saja
Aku menolak
untuk melepas pelukku pada jerapah dan ketinggian
Aku menerima
segala cercaan tapi aku akan menolak segala kepasrahan
Aku akan
terima dipukuli tapi tidak untuk mati
Aku akan
berpikir terus maju tidak untuk mundur dan hancur
Meski harus
hanya satu pendengaran, aku menerima tanpa kado duka
Meski harus
dengan rasa sesak di dada, aku menerima tanpa harus melihat pengorbanan jadi
sia-sia
Sekuat
apapun, bilang katamu aku anti peluru aku menolaknya
Aku rapuh
terkadang
Seperti itu
kataku menerimanya
Dan kutolak
kau yang mencabik kerapuhanku demi apapun
Setelahnya
aku masih dalam genggaman
Ketentraman
sementara yang merasuk padaku
Luka yang
dalam yang jadi bukti isakku
Luka-luka
yang bakal tumbuh lagi jika tak disembuhkan segera
Saat aku
menerima luka
Luka yang
jadi konsekuensi atas nama cinta
Cinta yang
diliputi luka bertabur bagai meses di atas roti
Aku akan
menolaknya, tapi aku bahkan menerimanya
Istimewa tak
terduga
Kutolak,
kupinta, kuterima
Renjana, rindu
ini prakarsa
Siapa yang
buat? Permintaan penolakan? Atau permohonan penerimaan?
Semakin lama
seperti ini hanya tinggal sebelah saja kedengarannya
Tenggelam
ditolak
Melayang
diterima
Mengambang di
antaranya
Rindu ini
harus kutolak atau tetap kurasakan mengalir merambati setiap pembuluh dari
ubun-ubun hingga kaki?
Rindu harus
kuterima tanpa penyesalan tak bisa memeluk bulan atau bertatapan dengan bintang
Rindumu harus
kautolak sebagai persembahan dariku
Atau rindumu
harus kau terima sebagai cindera mata tiada duanya yang harus kau dapatkan di
tempat itu jua
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu