Dunia Harus Tahu: Mereka Menulis Untukku
Bisa saja aku
hanya diam duduk termangu tak mengatakan apapun. Namun semakin hari aku semakin
sadar, meskipun pepatah bilang “diam adalah emas” nyatanya tak semudah itu.
Mungkin diam yang dimaksud hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Gimana mau
diem kalau waktunya berpendapat coba? Nah loh! Ini nih kurasa kebiasaan
buruk(ku) :D yoyoyoyoyo mulai berpindah haluan :D
Karenanya aku
memutuskan untuk masuk OSIS di SMA dulu. Tapi sekarang gak aku lanjutin di
perguruan tinggi (aku punya alasan dalam hal ini). Ceritanya sih udah daftar, tapi gak jadi ikut
(plin-plan banget sih). Bekal dari OSIS lumayan juga sih. Apalagi waktu ikut
KPK (komunitas pegiat kebangsaan) yang diselenggarakan dinas pendidikan
provinsi Jawa Timur, aku jadi tergerak untuk ngomong (meskipun pernah salah
sih) dan juga karena hehehe sangune akeh.
Tapi meski pasif
ngomong, aku suka nulis. Dan sering banget bikin tulisan gak jelas. Yah,
mungkin beda orang beda luar dalam (ya iyalah). Contohnya ya kayak yang sedang
anda baca ini. Kekeke :D
Aku juga sering
nyuruh temen nulis. Ehem termasuk ----- :D
Sebenernya aku
hanya ingin mereka sadar dengan menulis, mereka gak akan kehilangan memori
lamanya (yang sempat hilang mungkin) dan pencatatan sejarah juga (menurutku
sih) buat mereka. Menulis adalah profesi mengabadikan. Jadi jangan takut untuk
menulis, dilanjut aja kalau sudah memulai. Jangan takut dengan tulisan jelek
(wah ngaca dong) nanti juga improve lama kelamaan. Yang penting usaha dulu.
Kalimat yang aku
katakan untuk mereka yang menulis untukku biasanya “tulisen sak karepmu”. Dalam bahasa Indonesia menulislah terserah
kamu. Atau kalau gak, sebelumnya aku menunjukkan hasil tulisanku yanga da di
note-note imut (halah) yang aku punya. Dari tulisanku sebelumnya mungkin mereka
merasa terpacu untuk menulis.
Penasaran dengan
tulisan teman-temanku?
1. Positive thinking about love - Desy Nurma
Isro’ini (temen OSIS)
2. Bukanlah modal yang mereka lihat
melainkan hasil akhir - M. Hashfi Candra (temen OSIS)
3. Setetes kebencian dalam hati pasti akan
membuahkan penderitaan, tapi setetes cinta dalam relung hati pasti akan
membuahkan kebahagiaan - Affan Fathur (temen mos)
4. Lebih mudah mengubah persahabatan menjadi
cinta, daripada mengubah cinta menjadi persahabatan//ngejleb banget// - Affan
Fathur (21 Maret 2013- 4 April 2013)
5. Mengagumi dalam Diam
Ya,
sebatas kagum
Namun
Ketika
menyebut/ disebut namanya,
Teringat
memori tentangnya,
Memandangnya
dari jauh,
Memikirkannya,
Atau
ketika pandangan mata ini bertemu
Saat
itu pula
Jantung
ini serasa berhenti,
Dada
ini terasa sesak
Mengagumi
dalam diam indah bukan?
Layaknya
bintang yang dinanti hadirnya
Aminatus
Sa’adah – temen Panglima, temen curhat, temen gila, wis pokoke Ami tok! :D
6. Aku mencintai hidupku sama seperti apa
yang Tuhan anugerahkan kepadaku – Dian Ayu Savitri (Temen 3 tahun sekelas,
pasienku :D)
7. Mencintai itu mudah tapi susah dijalani –
Desy Nurma Isro’iny (dia itu sebenernya suka lo nulis, atau……… Cuma numpang
ngeksis di kubu orang? Hahaha *kidding :D)
8. I don’t think so (digambar dengan dua
angsa saling berhadapan) – Desy Nurma (lagi)
9. How about this? (digambar payung) – Desy
Nurma (lagi-lagi dia :D)
1 Cinta tidak memiliki alasan…. Sedangkan
kekaguman pasti memiliki alasan. Jika cinta memiliki alasan, saat alasan kita
mencintai seseorang itu telah hilang, maka cinta kita akan hilang juga kan? –
Mbak Sri Utami Eganingrum (temen bahasa, author FF)
11. Perpisahan itu gak enak ya, tapi kalau
gak ada perpisahan gak akan ada yang sadar akan pentingnya kehadiran orang lain
di sisi kita – Siti Alisah Rahmawati/Sunbae (temen exo-L, karaokean, bahasa,
curhat juga)
12. Masa lalu itu masih menjadi tanda tanya
besar seperti time capsule yang menunggu dibuka tapi entah kapan - Siti Alisah Rahmawati/Sunbae
13. Stalker yang pengangguran itu ada sisi
positif dan negatifnya >.< - Siti Alisah Rahmawati/Sunbae
14. Makanya gak bisa dilupain dasar kamu
kerang :P – Siti Alisah Rahmawati/Sunbae
Hmmm…
rasa-rasanya masih banyak yang ditulis :D tapi gak tahu aku taruh mana sisanya.
Sorry, ingatan ikan (kata Sunbae). Aku paling terharu sama poin 1 punya
Sunbae. Itu tuh rasanya kayak sekarang. Gak bisa sering seru-seruan bareng,
terutama karaokean, share video dan (kok jadi OOT sih?) fan girling :D Ahh…
bukti nyata kan kalau tulisan itu sifatnya abadi? Ya yang seperti ini. Hanya
dengan intinya saja kita dapat membayangkan apa yang terjadi pada kita dan
sekeliling kita pada saat itu di masa lalu kita. Bukankah ini sejarah? Yang tak
dapat terulang kembali, namun ceritanya jika diabadikan dapat dibagi.
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu