Opini: Ketika Ingin Gemuk

Paling gak tahan kalau udah ada yang body shaming. Dalam sambutan hangatku menanggapi segala bentuk entah canda atau cemoohan itu pernah mikir gak ya kira-kira si penutur ini kalau aku sebetulnya sakit hati? Huhu... 'bodo amat yang penting sudah tersampaikan' mungkin begitu kira-kira si penutur karena kutahu dia tetap amboi menjalani hidupnya. Ya iya, kenapa harus repot dengar kata orang lain?.

Gak! Mainnya gak gitu. Komunikasi itu harusnya sama-sama dan hubungannya paling tidak ya komensalisme, jangan sampai ke parasitisme dan paling baik ya mutualisme. Kalau model yang suka ngomongin fisik gini udah pasti dalam hati kecilpun gak terima, tapi berujung nurut aja sama keadaan. Berakhir tanggapanku pada pertemuan selanjutnya-selanjutnya-selanjutnya sampe di luar kepala 'ya udahlah emang begitu adanya, lalu mau gimana?'. 

Tapi tapi tapiiii
Aku bersyukur melalui upaya mengingatkan yang tidak ku kehendaki ini, orang-orang seolah peduli padaku. Made me realize that aku emang kurus-kering kayak kurang makan dan merasa harus memperbaiki pola makanku, dan meski mungkin tetap gak bisa berisi kupastikan aku tetap sehat dan makan makanan bergizi. Sekarang pun aku sehat lo, makan juga gak kurang - aku harus lebih perhatian pada diriku. Hmm... Mungkin juga perlu mengatur pola stres ini halaaa... Pokoknya makasih ya buat orang-orang yang bilang aku kurusan, jadi punya tempat sabun di antara tulang bahu dan leher. Wkwkwk... Anw, aku sebetulnya sedang berupaya jadi gemuk tapi ya tetap aja belum ada perkembangan dan menurutku sendiri grafiknya cenderung turun. Duh kan... 

Ya sudahlah kalau benar-benar disadari dalam keadaan sadar ada manfaatnya juga. Gak sekadar basa-basi buat mengimpit pikiran picik buat jadi kata orang lain tapi acuh tak acuh pada diri sendiri.

Apa aku perlu terapi makan telur ya? Duh kan aneh-aneh aja. 


Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��