Refleksi: Aku Rindu Menulis 17 Kesekian Kalinya

Ku rindukan ia, karena aku sangat melupakannya
Jawaban yang tepat untuk tanya seberapa banyak ku rindukannya
adalah seberapa banyak aku melupakannya
Kuhanya bisa kembali ke cerita-cerita lama
Belum bisa mungkin bisa jadi tidak bisa ke halaman-halaman selanjutnya




*menulis benar-benar teman penghilang penat. Pada tangis malam ini, ku peruntukkan untuk diri sendiri yang mampu bertahan di atas ketidakmampuan yang tak pernah diimpikan. Terima kasih kali ini benar-benar kuperuntukkan diriku, sebagai bentuk memantapkan diri atas keeksisan seorang aku yang makin lama makin merasa jauh dengan tulis-menulis dan kawanannya, makin kurang kreatif membangun diri, hanya sibuk mengurusi duit yang bahkan bukan milik pribadi, tapi padaku kukirim banyak terima kasih aku telah menerima dengan baik walau agak terseok-seok memahami. Kali ini kuucap terima kasih: padaku yang berani bertahan karena setiap awalan butuh akhiran agar tiap cerita punya makna yang baik. Iya, terima kasih kali ini kepadaku, karena tidak langsung membacakan epilog. 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��