Dunia Harus Tahu: Cari Cara
Menuju 17 terakhir, duniaku bertambah sempit. Ada banyak buku terbit setiap hari, tiap lembarnya pun memiliki arti, tapi aku bahkan tak sanggup meraih satu lembar pun. Kecuali lembar penawaran atau negosiasi yang kian hari menumpuk diarsip diupayakan rapi. Setelah segalanya sedang terjadi hari ini, aku berandai-andai bisa: paling tidak menamatkan satu episode drama, sebab sebelum satu akhirnya kupejamkan mata jua. Menandai diri sedang kelelahan tapi masih saja disangsikan.
Kekhawatiranku tak henti sampai di situ. Hanya karena kupikir laptop adalah hal pribadi, sampai sekarang pun aku takut layar menyala di laptop diintip (hei, hanya sekadar lihat tidak sengaja). Gila apa, Shan? Orang-orang hanya numpang lewat. Sampai aku bertanya pada setiap sel dalam diriku. Bagaimana cara agar tidak menjadi gila, sih? Aku benar-benar tidak tahu cara menolak yang baik. Meluruskan yang dianggap salah. Memberikan saran yang agaknya harus juga kulakukan. Tuhan mungkin tempat berserah, tapi apakah ada usaha lain yang memang belum kulakukan dan Kau beri petunjuk 'tuk dilakukan, Tuhan?
Sendiri
Waktu lebih
adalah
Kabar Gembira
Aku tak selamanya berduka karena
Sendiri
Sendiri
Menulis Gelisah diri
berarti
Tak bersama orang-orang lain
Tak selamanya bersama
jadi semenyenangkan
menemui hati yang telah berjanji
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu