Refleksi: 17 Terakhir
Hai, hari ini yang terakhir
Desember bukan yang akhir, meski ia sendiri
Mengalami keterkejutan
Memulai menelaah dengan diam-diam mengiyakan, tapi terlihat ingin berontak juga
Membentuknya jadi aku kemarin yang hari ini
Kucoba tidur dalam gelap tapi capai pun tak menidurkanku
Pun lagu yang diputar berdasarkan waktu
Aku sering mengamati lampu-lampu perumahan tempatku sekarang bermukim
Dua di antara gang lurus yang kulalui dari pos merah-putih
Menyala ketika aku lewat
Lainnya hanya nyala terang
Tak seperti dua yang sangat terang ketika kulewat
Pada langit Kota Probolinggo sebelum Januari datang dengan benar-benar
Aku sangat berterima kasih
Terlebih pada bintang yang buatku sedikit lega
Mengingatkanku setidaknya ada langit yang sama tempat kita saling bertatap dalam diam dan mencerna
Hari ini aku tidak punya luka
Tidak, hari ini : sama sekali
17 akan datang lagi tahun depan
Di penutup pada sebuah awal ini
Rasa campur-aduk lebih-lebih tak bisa diutarakan
Menulis seperti ini saja yang dulu bagiku candu
Bisa jadi tidak terpicu karena awal yang harus segera dimatangkan
: Aku pun tak ingin buang waktu
- Mengurus orang lain, membuat yang sedih jadi bahagia
Membuat maslaah jadi ada solusinya-
Manusia menciptakan kata ;tapi; sebagai pembanding yang menjauhkan maya, nyata dan abadi
-Iya, tapi aku tak bisa lepas begitu telah terlanjur diiutarakan-
Ini aku, yang sebenarnya tak tahu dimana luka-lukaku?
To: Dearest Herghina Azizah
Surat terbuka buatmu ini, mungkin akan buatmu berpikir kamu memang bukan orang yang penting bagiku dari bahasa tubuhku seperti katamu, ditambah lagi sekarang kulakukan dengan surat terbuka ini. Aku ragu, kamu mengatakan sebaliknya, tapi yang keluar malah seperti itu. Pertama memang aku benar-benar gak mikir tentang ini. Benar kata semua orang, nanti aku stres sendiri. Sedang aku sekarang dalam masa menghindari stres bagi diriku sendiri. Ini kenapa jadi aku yang merasa bersalah? Padahal teman-teman bilang, harusnya aku yang baik-baik saja. Aku cuma pengen kamu jadi Ghina yang gampang diajak komunikasi bukan yang malah membuat kata 'cukup' jadi kata terakhir untuk dianggap tidak penting. Lagipula meski manusia memang kadang lupa, 'melupa' itu tak semudah kamu chat sehingga membuatku berpikir kamu dalam keadaan sehat bisa membalas chatku yang sekian lama tenggelam. Sejenak kupikir mungkin di grup chat aku pernah berkata yang membuatmu tersinggung namun tak kunjung kamu utarakan. Maafkan aku, kalau ini memang sebuah kata 'cukup' yang kau maksud. Terima kasih untuk setidaknya membalas chat yang membuatmu mungkin risih. Semangat, Ghin.
Squad huru-hara yang akan kumpul kalau ada yang traktiran. Iya, paling nggak begitu.
Membuat mereka berkumpul adalah ide yang baik. Sebab cerita dari tiap individunya tak bisa kubeli tanpa kumpul begini.
Hanya ingin donat: DONAT
Mati listrik yang berangsur lama buatku dan Sabrina (rekan kerja) kabur ke CGV Kota Probolinggo hanya untuk 'ngadem'. Baiklah, ini kegilaan pertama yang bisa kuperbuat di Kota yang hujannya datang belakangan tapi reda duluan ini.
Selfie on my sumpek pose
Faaaa, ternyata ada banyak selcamu di galeriku. Wqwqwq
Sebelum tutup buku 17-ku, kuucapkan terima kasih pada Aufa: tempatku berkeluh kesah ketika Sunbae, Immas, Trias, Mbak Ami, Yoga dan yang lain pun susah dijamah :')
Bersikap baik terus aja, Fa. Barangkali memang ada benarnya kalau dilakukan.
Tapi menurutku ya........ kamu lebih bisa memilah daripada aku :')
Hihhhh aku kangen merekaaaa......... sebab belum pernah jalan-jalan bareng wkwkwk
Manusia kayak mereka gak bisa kutemukan di sini, bukan 'tidak' tapi belum.
Seperti perkara waktu yang belum mempertemukanku dengan orang yang tepat
Aku hanya seonggok makhluk bernyawa yang harusnya siap diombang-ambingkan
Aku merapat, memberi tempat, memperluasnya
Mempelajari hal baru yang benar-benar baru
Jauh dari idealismeku
Kuujar tak apa, ini demi aku pun
Demi aku ke depan yang mencintai diriku
Sayang, hari ini aku belum bisa mencintaimu
Dari waktu: -percakapan dan keadaan yang tak bisa dijual dan dibeli-
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu