Berkasih: Tertunda
#040818
Godean
Tanganku semakin gemetaran, mimikmu semakin yakin meyakinkan aku yang mulai tak yakin. Jadi, aku harus menanyakannya langsung tak mau menjadi orang kesekian dalam pembicaraan yang kulakukan dengan siapa pun.
Sama halnya ketidakpastian pada hal-hal yang dianggap masyarakat tabu, tak layak, dan bahkan saru. Kuharus menanyakannya pada pihak berwajib, ia atau mereka yang berkecimpung di dalamnya, ia atau mereka yang harus memberiku saran 'aku pun punya pilihan'. Sehari sebelumnya aku telah menanyakannya. Kudapati diri ini lega, merasa tidak 'salah' niat, sadar tak segalanya dibentuk lingkungan : aku membentuk lingkungan pun (bisa).
Pasir di jalanan yang baru saja dibongkar membuatku takut selip ban!. Pasir tersebut memperingatkan, semulus-mulusnya hidup ya ada saja hambatannya. Bahkan ban motor tak cocok menggelinding di atasnya. Saat itu terjadi, kuambil hikmah dengan tetap berjalan meski dengan perlahan dan sangat hati-hati sampai selamat sampai tujuan.
Siapa yang disebut siapa adalah yang mana?
Di atas adalah pertanyaan posesifku, menebak bahasa tubuh yang tak pernah bisa kupecahkan, tak jua ada titik terang.
Apa kabar blogku? (suwung, Shan nek gak tau mbok sambangi) Kegelisahan ketidakjumpaan, menahan rindu, lalu menambah hiruk-pikuk kekompleksitasan jatah temu jadi prioritas yang kadang sebenarnya tak perlu. Tapi butuh juga kalau cuma nulis di blog, mah. Butuh bilang kalau aku lagi marah! Lagi senang 😆 Lagi buta keadaan 🐖 Lagi berseberangan dengan yang diseberang, Lagi tertekan, Lagi kasmaran 🌻 Lagi bosan, Lagi ingin mengatakan: 'Cuma orang baik yang dibaikin tapi tak ada maksud bilang kalau yang jahat bakal gak dibaikin. La wong jahat apa nggak aja kan masih perspektif kita (manusia). Semua orang punya caranya untuk berbuat baik' 🙃, Lagi dan lagi aku butuh air buat menetralkan keadaan, aku butuh air biar sakit-sakit jadi hilang tapi, jangan dulu datang air hujan saat seorang koprofil menikmati sisa kehidupan menjelang tiap malam: ini belum waktunya, Lagi kupikirkan cara, Lagi dan lagi yang kubagi-bagi.
#selamat nyate
#selamat mengikhlaskan
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu