Drum Band

Sedang asyik-asyiknya bercengkrama dengan keponakan, tiba-tiba saja suara yang tak asing datang dari arah SDN Pohkecik. Tak salah lagi, "pasti drum band SD" batinku. Si ponakan berlari sigap menuju halaman depan rumah. 

Melihat pemandangan itu, ya aku bernostalgia. 
Derap langkah yang disamakan, cara langkah dobel untuk menyamakan langkah dengan yang lain
Panduan mayoret yang juga kadang asyik dengan gerakan gemulai mereka 
Keholistikan drum, senar drum, tenor, piano kecil, gambang, recorder, hingga pianika dan balera sebagai penggembira di belakang 
Menjadi bentuk keberhasilan dalam kenangan yang terlintas lalu itu
Ah, padahal saat aku ada di posisi mereka mengikuti kegiatan yang sama yang dulu dilaksanakan tepat pukul 15.00 setelah istirahat siang dan pulang mengaji itu ada kekhawatiran mendalam dari mama tentang pr-prku yang mungkin tidak kukerjakan karena keasyikan 
Untung aku bukan tipe yang seperti diinginkan mamaku dalam ekspektasinya
Berlaku juga pada kakak dan adikku yang dilarang tapi tetap saja ikut eksis memadukan harmoni lewat langkah kaki dan musik itu

Selesainya langkah kecil balera yang paling ujung meninggalakan ekor mataku, aku jadi tersadar. Musik instrumen yang mereka bawakan tadi ialah tentang CINTA (yang liriknya kira-kira begini "cinta satu kata penuh makna"). Kalau dibandingkan di zamanku yang memang masih bertebaran lagu anak-anak, nyatanya bapak pelatih dulu memilih lagu daerah, lagu wajib nasional, dan sesekali memang lagu yang sedang populer pada masa itu. Ya, memang tadi cuma satu musik. Mungkin ada, tapi aku tidak tahu. Ya sudah tidak apa-apa, lagi pula tidak ada hubungannya denganku (mungkin hari ini, tapi lain kali sepertinya akan ada). Sesungguhnya aku hanya ingin bernostalgia tidak kurang dan tidak lebih. Sekali lagi yang kuingat, dari kegiatan ini aku mendapat kegiatan baris-berbaris pertamaku (kelas 2 SD) yang menyeruakkan seleraku pada drama itu hingga pada suatu masa aku muak dan meninggalkannya.  

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��