HSG-STORE di Episode Pertama

Selain menyambangi karena target, rupanya aku betah berlama-lama juga karena cerita darinya tak pernah habis. Mas Hendrik dan istrinya, pemilik HSG-STORE di Tokopedia. Jual sayur dan buah segar yang dulunya juga jualan di pasar, lama-lama betah berjualan secara daring: siapa sangka jadi model sukses bagi liyan, bagiku juga.  

" Sebelum seperti sekarang, aku dulu tidur jam 5 pagi, mba. Tahu ngga bangunnya jam berapa? Jam 7," Mas Hendrik kembali membuka percakapan.

" 2 jam aja, Mas?," menandai aku yang tidak percaya.

" Iya, Mba 2 jam aja. Tiap hari gitu. La, sekarang bayangin mba aku ke pasar beli, aku packing, aku juga yang jualan dan nganterin". 

" Bener, dulu ya Bapake aja yang ngurus semua, Mba. Sekarang masih mending udah ada yang bantu,"sahut istri Mas Hendrik membenarkan. 

Coba Shan, coba!!! Kamu pasti gak bisa kalau kayak gitu, kan? Kayak Mas Hendrik yang bisa cuma 2 jam tidur tiap harinya. Suara hatiku mengolok-olok aku yang laiknya kurang berusaha, di pikiranku sendiri tentunya. 

Waktu benar-benar berharga di mata Mas Hendrik. Gak ada sedikitpun susah yang gak dilaluinya. Penuturannya pun, membawa ia tumbuh jadi orang yang kebal hujatan apalagi review pembeli yang jahanam dan tak mau mengerti kondisi tokonya bahkan setelah diberi penjelasan. 

Bukan ia tak mau mengontrol emosinya. Ia bahkan lebih bisa meredam amarahnya dengan bersikap "bodo amat" atas ketidakbenaran yang dianggap benar oleh satu pihak. Ciri khas Mas Hendrik yang lagi-lagi diamini istrinya juga "gak mau ribet", jadi salah satu dari rentetan alasan ia mampu kasih solusi menang-menang dengan baik di mata pelanggan. 

Tadi, saat kuhampiri untuk ketiga kalinya sejak awal september masa perkenalan, ia sedang berbenah, menurunkan perabotan di atas lemari dan akan memindahkan lemarinya yang berukuran 2x2meter itu seisinya ke tempat lain. Dengan penuh syukur, ia menjelaskan akan menambah 1 lagi freezer di area yang lemarinya akan dipindah itu. Ia sebetulnya lebih butuh dan merasa untung jika dibangun cold storage di rumahnya. Namun sayang, lokasi rumahnya kurang strategis karena polusi suara dari cold storge akan mengganggu tetangganya. Tenggang rasa, pun ia miliki. 

Cita-cita punya ruang penyimpanan dingin sendiri itu tidak mati dalam pikiran dan hati kecil Mas Hendrik. Aku tahu, ia saat ini masih sangat punya keinginan buat itu, dari caranya menuturkan ingin juga punya toko dipenuhi etalase di area 0 km Surabaya, yang mudah dijangkau semua orang. Semangatnya tidak pernah jua padam, tidak bersemayam, atau bahkan temaram. Aku lebih ternganga ketika ternyata ia masih juga membagi ilmu yang dimilikinya hingga sampai saat ini ke orang-orang yang dikenalnya. 

"Memang suka-duka  ngajari ke orang lain itu, saya aja sering kok abis ngajari gitu malah gak ambil barang di saya. Tapi ya udah mau gimana lagi, kan?," celetuk Mas Hendrik di tengah leganya iya membuat yang lain jadi bisa mampu berdiri menyamainya. 

- aku tak lagi jatuh suka, aku sedang jatuh cinta melalui cerita-cerita yang dibagi dan buat nyaman pendengarnya. 

-----

Kata kunci: 

Ekonomi rasional, gethok tular, tuna sathak bathi sanak 

(Update ya, Shan!) 


Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��